Tuesday, June 2, 2015

FF BUSAN HWANGJA (CN Blue Jung Yong Hwa)



Title : BUSAN HWANGJA  / BUSAN PRINCE

Author : Jungna
Genre : Romance, Sad
Length : Oneshoot | Rating : PG-15
Main Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Anna (OC)

Disclaimer :
Author dapat ide FF ini setelah nonton Running Man episode 127 yang bintang tamunya adalah Yong Hwa CN Blue, Jong Hyun CN Blue, Gi Kwang Beast dan Simon D. Mereka adalah perwakilan dari idol-idol kelahiran Busan. Dan setelah selesai nonton RM 127 tiba-tiba mucullah ide untuk FF ini, langsung aja check this out, jangan lupa RCL, gomawo ^_^





Busan, Februari 2015

Yong Hwa POV

Setelah aktivitas promo album singleku selesai aku mendapatkan jatah libur 1 minggu sebelum persiapan konser solo-ku dan aku gunakan untuk pulang ke Busan. Seperti biasa tiap aku pulang ke sini aku akan jalan-jalan ke pantai di pinggiran kota kelahiranku ini untuk menikmati pemandangan pantai yang membentang luas. Langkah kakiku terhenti tatkala aku melihat seorang gadis sedang duduk ditepi pantai sendirian, dengan wajah tenangnya dia memandang ke arah pantai menikmati angin sore yang membelai lembut helaian rambutnya. Bicara soal rambut aku baru menyadari rambutnya pendek, apa mungkin dia bukan gadis yang kukenal?

Sejak 2 tahun yang lalu tiap kali aku pulang ke Busan dan jalan-jalan didaerah pantai aku pasti bertemu dengan seorang gadis dan kami sudah menjadi teman walau banyak hal yang tidak kuketahui tentangnya, tapi gadis yang kukenal itu berambut panjang, kenapa sekarang menjadi pendek?

Kulangkahkan kakiku mendekati sosok gadis yang menjadi pusat perhatianku saat ini. Dia sama sekali tidak menyadari keberadaanku yang telah berdiri 4 meter dari tempatnya duduk, dia terus memandangi pantai dengan mata telanjangnya. Dia bukanlah gadis keturunan Korea, dia berasal dari Indonesia karena itu wajahnya sama sekali tidak oriental seperti gadis Korea pada umumnya, matanya juga tidak sipit sepertiku, dia juga berusia 2 tahun lebih tua dariku, tapi satu hal yang pasti adalah dia ‘CANTIK’ menurutku. Nama gadis itu adalah ‘Anna’, jujur aku juga tidak tahu nama lengkapnya tapi bagiku itu tak terlalu penting. 
Dia benar-benar tidak bergeming dari posisi duduknya, maka seperti biasa kuputuskan untuk mengganggu aktivitasnya.

noona (panggilan pada gadis yang lebih tua) selalu saja duduk ditempat yang sama” ucapku yang langsung membuatnya menengok kearahku.

Yong Hwa POV end


Anna POV

“noona selalu saja duduk ditempat yang sama”
Sebuah suara seorang pria yang sudah tidak asing bagiku tiba-tiba membuyarkan kenikmatanku memandangi pantai.
Kutengokkan kepalaku memandang pria itu, “owh kau datang” sapaku padanya yang langsung dijawab anggukan kepalanya.
“bagaimana kabar orang tuamu?” dia merespon pertanyaanku dengan senyumannya
“baik” ucapnya singkat
Aku tahu dia pasti merasa bosan karena pertanyaanku setiap bertemu dengannya selalu sama.
“kenapa noona selalu menanyakan kabar orang tuaku kenapa bukan kabarku” pertanyaan meluncur dari bibirnya yang membuatku tersenyum.
“bukankah kau pernah menanyakan hal itu?” ucapku
“iya memang, tapi aku ingin menanyakan lagi, barangkali jawabanmu akan berbeda” dia memasukkan kedua tangannya kesaku jaketnya kemudian duduk disampingku menunggu jawabanku dengan sabar
“jawabanku masih sama Yong Hwa-shi, karena kau berdiri didepanku dengan wajah cerah seperti ini sudah bisa kupastikan kau sehat-sehat saja, jadi lebih baik aku bertanya kabar orang tuamu meski aku tidak mengenal mereka”
Dia kembali memperlihatkan senyuman menawannya padaku.
“kau benar-benar tidak pernah berubah, kurasa yang berubah hanya rambutmu” ucapnya dengan tangan kanannya yang menunjuk rambutku.
Aku mengusap pelan rambut pendekku ini, “owh ini, aku baru memotongnya bulan lalu”

Anna POV end


Author POV

“noona tampak lebih muda” ucap Yong Hwa
“benarkah? Semua orang berkata seperti itu” jawab Anna dengan tawa percaya dirinya
“eishhh”  Yong Hwa menjulurkan tangan kanannya dan mengacak-acak rambut Anna, membuat siempunya membulatkan matanya terkejut.

Derrrrtttt derrrrttt…..
Ponsel Anna berdering, gadis itu langsung mengambil ponsel di tasnya dan mengangkatnya.
halmoeni (nenek)” sapa Anna pada orang diujung telepon
“yak! Anna-ah cepat kemari aku mau pulang tapi tidak ada taxi” ucap si Halmoeni
“ah iya iya baiklah, aku segera kesana halmoeni”
Anna menutup sambungan teleponnya dan bergegas pergi.

“Yong Hwa-shi, sampai ketemu lagi” ucap Anna melambaikan tangan kanannya dan berlalu meninggalkan Yong Hwa.
Baru 2 langkah berjalan tangan Anna ditarik oleh Yong Hwa.

“Anna noona….bisakah kita bertukar nomor telepon?” ucap Yong Hwa membuat Anna terkejut.
Bagaimana tidak terkejut jika mereka sudah saling mengenal selama 2 tahun tapi Yong Hwa baru meminta nomor telepon sekarang.

Tanpa pikir panjang Anna mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
“ketikan nomermu disini” Anna menyodorkan ponselnya, Yong Hwa terkejut dengan repon Anna.
“kenapa diam, kau tidak jadi bertukar nomer?” lanjut Anna
“owh…iya jadi” Yong Hwa mengambil ponsel Anna dan segera mengetikkan nomer teleponnya kemudian dia menghubungi ponselnya menggunakan ponsel Anna.
“sudah masuk, aku akan menyimpannya” ucap Yong Hwa setelah mengecek ponselnya sendiri kemudian menyodorkan ponsel Anna kembali.
“kau tidak mengetikan nama yang aneh-aneh kan” Anna memeriksa nomor ponsel yang baru dimasukkan Yong Hwa dan seketika dia membuka lebar mulutnya.
“ini apa? Bagaimana bisa kau mengetik nama seperti ini?” protes Anna pada Yong Hwa sambil menunjukkan layar ponselnya yang tertera nama “Busan Hwangja” (Hwangja = Pangeran)
Yong Hwa merespon dengan tawa kecilnya, “bukankah aku terlihat seperti seorang Pangeran Busan”
Anna tertawa kecil menanggapi kata-kata narcis Yong Hwa, “memangnya di Busan ada istana, yang benar saja”
“terserahlah, tapi jangan coba-coba merubah nama yang kuketikan itu” ucap Yong Hwa menunjuk-nunjuk layar ponsel Anna.
“ya baiklah, aku pergi sekarang, sampai jumpa” Anna melangkahkan kakinya kembali namun baru 5 langkah Yong Hwa memanggilnya.
“noona!!”
Anna membalikkan tubuhnya kembali.
“apa lagi?” jawab Anna
“aku boleh menghubungimu kapan saja kan?”
Anna menganggukan kepalanya menanggapi pertanyaan Yong Hwa tersebut, setelah itu Anna melanjutkan langkahnya kembali.

Author POV end



Anna POV

Aku berlari kecil menuju sebuah supermarket dipusat kota Busan untuk menjemput Halmoeni.
Dengan nafas yang masing ngos-ngosan akhirnya aku berhasil berdiri didepan seorang nenek yang usianya sekitar 60 tahunan. Aku tersenyum padanya dan beliau langsung mendekatiku.
“Anna-ah kenapa lama sekali, kakiku sudah pegal” tutur halmoeni
“maaf halmoeni aku kesini menggunakan bus dan turun dihalte yang cukup jauh dari sini” jawabku dengan muka memelasku.
“apa kau dari pantai lagi?” tanyanya yang langsung kutanggapi dengan sebuah anggukan dan senyuman.
“apa kau bertemu dengan pangeranmu lagi?” tanyanya kembali dan aku langsung tersenyum padanya.
“iya, dia datang halmoeni” ucapku
“aishh sudah kuduga jika kau berlama-lama dipantai pasti karena kau bertemu dengannya, kau pasti senang sekali karena sudah beberapa bulan tidak bertemu dengannya kan” halmoeni tersenyum menggodaku.
“begitulah he he he, ya sudah ayo kuantar pulang halmoeni, oemoni pasti sudah menunggu”
Aku langsung menggandeng tangan halmoeni pergi. Kami berjalan sekitar 100 meter hingga akhirnya menemukan taxi yang lewat.
.
.
.
.
Setengah jam kemudian akhirnya kami sampai didepan sebuah rumah yang lumayan besar dan mewah.
“masuklah halmoeni” ucapku membukakan pintu gerbang kecil untuk halmoeni
“kau tidak mau masuk?” tanya halmoeni
“tidak, aku harus segera pulang” jawabku yang langsung membuat halmoeni berekspresi kecewa.
“kau selalu mengantarku pulang tapi tidak pernah mau masuk kedalam rumahku, kau bahkan tidak tahu aku tinggal dengan siapa saja dirumah ini, apa kau benar-benar tidak mau tahu?” ucap halmoeni
“aku ingin, tapi mungkin lain kali halmoeni”
“kau selalu bilang lain kali, cucuku pulang dari Seoul kemarin aku ingin mengenalkannya padamu” ucapan halmoeni membuatku tersenyum padanya
“aku benar-benar harus pulang sekarang halmoeni” ucapku dengan wajah menyesal
“ya sudah, kau hati-hati dijalan” halmoeni melambaikan tangan kanannya dan akupun langsung melangkahkan kakiku meninggalkan rumah tersebut.

Anna POV end



Author POV

Halmoeni masuk kedalam rumahnya, anak dan cucunya langsung menyambutnya.
“oemoeni dari mana saja? Apa oemoeni diantar gadis Gujora lagi?” tanya sang anak pada halmoeni
“iya dia yang mengantarku” jawab halmoeni
“gadis Gujora? Siapa dia?” tanya sang cucu yang ternyata adalah Yong Hwa
“dia adalah gadis yang sering mengantar pulang nenekmu, karena dia tinggal di desa Gujora jadi aku sering menyebutnya ‘gadis Gujora’” jawab ibu Yong Hwa
“owh gadis yang pernah oemma ceritakan itu, apa halmoeni tidak menyuruhnya masuk” ucap Yong Hwa
“aku selalu menyuruhnya masuk setiap dia mengantarku pulang tapi dia tidak pernah mau, tadi aku bahkan bilang padanya akan mengenalkannya padamu tapi dia tetap tidak mau” ucap halmoeni
“halmoeni pasti mengatakan akan mengenalkannya dengan cucu halmoeni kan, mungkin jika halmoeni bilang akan mengenalkannya pada Yong Hwa CN Blue dia pasti mau” ucap Yong Hwa dengan tawa penuh percaya dirinya.
“dasar kau ini kepercayaan dirimu semakin tinggi saja, sudahlah aku sudah lapar ayo makan”
“iya ayo makan aku sudah menyiapkannya” ucap ibu Yong Hwa

Author POV end



Yong Hwa POV

Sore ini aku kembali pergi ke pantai, jujur saja aku pergi kesini untuk bertemu dengannya kembali.
Seperti yang sudah kuduga Anna noona sudah ada ditepi pantai, kali ini dia sedang duduk sendiri dan mengenakan headset, sepertinya dia sedang mendengarkan lagu.
Kulangkahkan kakiku mendekatinya, setelah sampai tepat disampingnya aku langsung mengambil headset yang terpasang ditelinganya dan duduk disebelahnya.
Aku membulatkan mataku setelah mendengar lagu yang sedang didengar oleh Anna noona.
“kau mendengarkan laguku?” ucapku setelah dengan jelas kudengar lagu ‘One Fine Day’ mengalun di headset yang kuambil tadi.
Anna noona terlihat terkejut dan langsung mengambil headsetnya kembali.
“kenapa kau tiba-tiba ada disini” ucapnya berusaha menghilangkan keterkejutannya dan menaruh headsetnya ke lehernya.
“bukankah aku memang selalu datang mengejutkanmu” jawabku dengan senyum jailku.
Dia nampak cemberut dengan jawabanku, apakah dia marah dengan yang kulakukan tadi.
“noona marah?” tanyaku memastikan
“marah kenapa? Aku hanya terkejut kau tiba-tiba disini” ucapnya yang langsung menghindari kontak mata denganku dan dia memilih kembali memandangi pantai.
Aku terdiam sejenak untuk memandang wajahnya, dia nampak sedang berusaha mentralkan ekspresi wajahnya, ada apa dengannya? Apa kedatanganku benar-benar mengejutkannya, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Setelah beberapa menit kemudian….
“kupikir kau sudah kembali ke Seoul” ucapnya dengan matanya yang masih memandangi pantai
“aku dapat libur 1 minggu, kemungkinan aku kembali ke Seoul besok lusa” jawabku dengan masih memandanginya.
“semua lagu di album single-mu bagus, aku menyukainya, terutama lagu ‘Energy’ aku benar-benar menyukainya”
Kata-kata yang baru saja meluncur dari bibirnya membuatku terkejut karena selama ini dia tidak pernah mengomentari lagu-laguku jika aku tidak bertanya padanya, setelah hampir 7 bulan tidak bertemu dengannya aku rasa banyak yang berubah darinya.
“jadi kau benar-benar mendengarkan laguku” ucapku yang tidak ditanggapi olehnya.
“noona tidak pergi menjemput halmoeni itu?” tanyaku untuk membuatnya mengalihkan pandangannya ke pantai.
Seperti keinginanku Anna noona menengokkan kepalanya dan memandangku, matanku bertemu dengan matanya. Melihat tatapannya aku merasa ada banyak hal yang ingin dia sampaikan tapi sepertinya dia tidak akan mengatakan apapun.
“Yong Hwa-shi” dia memanggil namaku dengan masih menatap mataku.
“iya noona” jawabku
“nomor teleponku yang kemarin kau simpan_____” dia memberi jeda pada kalimat yang ingin dia ucapkan dan aku menunggu kata apa yang akan dia gunakan untuk melanjutkannya.
“hapus saja” kata itu meluncur melengkapi kalimatnya dan membuat aku sangat terkejut.
Apa maksud ucapannya? kenapa aku harus menghapus nomornya?

Yong Hwa POV end


Anna POV

Akhirnya aku mengucapkan kata-kata itu, dia pasti sangat terkejut tapi ini demi kebaikannya, aku tidak mau melibatkan Yong Hwa terlalu jauh dalam kehidupanku, aku ingin dia tetap menjadi dirinya seperti sekarang, jangan sampai dia terlibat bahaya karena diriku.
“apa maksud noona?” tanyanya menuntut penjelasan dariku.
“aku tidak mau menjadi lebih dekat denganmu, aku ingin kita kembali seperti sebelumnya, teman yang hanya saling bertemu secara tidak sengaja dipantai ini, aku tidak akan menghubungimu dan kau jangan menghubungiku, biarkan kita hanya bertemu dipantai ini secara tidak sengaja” kalimat panjang itu meluncur dari bibirku.
Jujur aku sendiri tidak tahu apa yang harus kukatakan agar dia mengerti, aku tidak ingin melukai perasaannya, tapi aku juga tidak mau dia berada dalam bahaya.

Anna POV end



Author POV

Yong Hwa terdiam untuk mencerna kata-kata yang baru saja disampaikan Anna.
“kalau begitu hapus nomerku lebih dulu” ucap Yong Hwa membuat Anna membulatkan matanya.
“aku sudah menghapusnya” bohong Anna
“benarkah? Perlihatkan ponselmu padaku” Yong Hwa menengadahkan telapak tangan kanannya.
“baiklah aku mengaku____nomermu belum ku hapus, tapi aku akan menghapusnya setelah ini”
“kau baru memikirkan tentang hal ini tadi saat aku datang kan? Apa sesuatu terjadi padamu? Katakan yang sebenarnya padaku” Yong Hwa menyentuh lengan kiri Anna agar gadis itu segera menjawab pertanyaan Yong Hwa.
.
Tuing……tuing…..
Ponsel Yong Hwa dan Anna menerima pesan masuk secara bersamaan. Keduanyapun langsung mengecek ponsel masing-masing.
.
“aku harus pergi sekarang” ucap Anna setelah membaca pesan yang ternyata dari Halmoeni.
Anna berdiri dan langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Yong Hwa, namun Yong Hwa langsung  menahan tangan kanan Anna.
“mau kemana?” tanya Young Hwa
“ke Shinsegae, halmoeni mengajakku makan disana” jawab Anna (Shinsegae = nama sebuah Mall di Busan)
“ayo pergi bersama” Anna merespon dengan membulatkan matanya
“nenekku juga mengajakku bertemu di Shinsegae” lanjut Yong Hwa memperlihatkan pesan yang dia terima barusan.
Tanpa menunggu jawaban Anna, Yong Hwa langsung menarik gadis itu pergi.
.
.
.
Setengah jam kemudian….



Yong Hwa dan Anna sampai di Shinsegae lalu mereka menuju ke sebuah restoran.
“halmoeni yang kau kenal itu ada disini?” tanya Yong Hwa sambil mengamati restoran dihadapannya.
“iya dia bilang disini tempatnya” jawab Anna dengan kembali mengecek pesan di ponselnya.
“ya sudah ayo masuk” ucap Yong Hwa menarik tangan Anna, namun gadis itu menghentikan langkah Yong Hwa.
“bukankah kau harus bertemu nenek-mu” ucap Anna
“iya, dan tempatnya juga disini” Yong Hwa kembali memperlihatkan ponselnya pada Anna.
Akhirnya keduanya masuk kedalam restaurant dan melihat kesekeliling untuk mencari orang yang menunggu mereka.
Sesaat kemudian mata mereka tertuju pada meja yang sama dipojok restaurant dimana seorang nenek dan seorang ibu paruh baya duduk.

“halmoeni!! Oemma!!” panggil Yong Hwa pada kedua wanita di meja yang mereka tuju.
Anna sontak tekejut dengan apa yang  diucapkan Yong Hwa.
“apa halmoeni itu adalah nenek-mu?” tanya Anna memastikan.
Yong Hwa langsung menengok kepada Anna dan berpikir sejenak.
“noona, mungkinkah halmoeni yang sering kau antar pulang itu adalah____nenek-ku?” ucap Yong Hwa dengan membulatkan kedua matanya, Anna pun hanya bisa menganggukkan kepalanya karena sama terkejutnya dengan Yong Hwa.

“hey kenapa kalian bisa datang bersama?” ucap halmoeni yang sudah berdiri dihadapan Yong Hwa dan Anna.
“halmoeni….gadis Gamcheon yang diceritakan halmoeni dan oemma apa dia adalah Anna noona?” tanya Yong Hwa meminta kepastian dari neneknya.
Halmoeni-pun terkejut dengan pertanyaan cucunya begitu juga dengan ibu Yong Hwa yang memandang mereka dari tempat duduknya.
“Anna noona?___jadi kau dan Anna sudah saling mengenal?” ucap halmoeni memandang dua sejoli dihadapannya.
Yong Hwa dan Anna menganggukkan kepala mereka.
“Anna-ah mungkinkah pria yang kau ceritakan itu adalah___”
“benar halmoeni, dia adalah Yong Hwa-shi”
Halmoeni tertawa kecil karena rasa bahagianya.
“yah Anna-ah kurasa takdir kita memang baik” ucap halmoeni
“maksud halmoeni?” tanya Anna tidak mengerti
“sudahlah, ayo kita duduk dulu, kalian mau pesan apa?”
.
.
.
.
“jika aku tahu kalian sudah saling mengenal, aku pasti sudah mengajak kalian makan bersama dari dulu” ucap halmoeni sambil menyantap makanannya.
Anna hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan halmoeni, sedang Yong Hwa menatap Anna.
“apa kau merasa tidak sedang Anna-shi?” ucap ibu Yong Hwa yang sedari tadi mengamati ekspresi Anna dan Yong Hwa
“tentu saja saya senang bahwa Yong Hwa yang saya kenal adalah cucu dari halmoeni” jawab Anna menutupi ekspresinya.
“apa kalian sedang ada masalah, kenapa sedari tadi kalian hanya diam, atau hal ini terlalu mengejutkan kalian?” ucap halmoeni
“tidak, aku merasa senang dengan kenyataan ini dan membuatku ingin semakin mengenal Anna noona” ucap Yong Hwa dengan tatapannya yang masih ditujukan kearah Anna, sedang Anna berusaha menghindari kontak mata dengan pria dihadapannya itu.

Author POV end



Yong Hwa POV

Setelah acara makan malam selesai halmoeni dan oemma memintaku mengantar Anna noona karena oemma membawa mobilnya sendiri. Dan seperti dugaanku dia menolaknya tapi aku langsung menarik tangannya untuk masuk kemobilku.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke desa Gamcheon. Setelah memarkirkan mobil, aku berjalan bersama Anna noona menuju rumahnya.

“kau langsung pulang saja Yong Hwa-shi, tidak usah mengantarku sampai ke rumah” ucapnya saat dia tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“aku ingin tahu dimana rumahmu” jawabku yang langsung melangkah didepannya. Mau tidak mau diapun langsung mengikuti langkahku.
Sebenarnya aku sendiri tidak tahu rumahnya diblok mana dan nomor berapa jadi aku sengaja berjalan perlahan dan kurasa dia tahu jika aku tidak tahu dimana rumahnya. Anna noona akhirnya melewatiku dan melangkah didepanku, akupun langsung bergegas mengikuti langkahnya.

Setelah 10 menit berjalan, Anna noona berhenti didepan sebuah rumah kecil tapi terkesan asri dengan tembok bercat pink dengan lukisan bunga matahari,  kurasa ini adalah rumah tempat dia tinggal.
Anna noona membalikkan tubuhnya menghadapku.
“Yong Hwa-shi, aku serius dengan ucapanku tadi sore dipantai, jika kau masih ingin menikmati kehidupanmu yang sekarang sebaiknya kau menjauhiku, aku____aku tidak sebaik yang kau pikir” ucapnya yang langsung membuka pagar kecil dan masuk kedalam rumahnya tanpa mendengar tanggapan dariku.
Entah kenapa hatiku terasa sangat sakit, rasanya seperti dia baru saja menolak pernyataan cintaku.
Cinta???
Apa aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya? Jika tidak, kenapa hatiku terasa sakit seperti ini.
Aku memukul pelan dadaku tapi aku tidak merasa lebih baik, justru dadaku terasa sesak.

Yong Hwa POV end


Anna POV

Aku mengintip Yong Hwa yang masih berdiri didepan rumahku dari jendela dekat pintu masuk.
Aku melihat dia memukul-mukul dadanya, apa dia merasa sakit sama seperti yang kurasakan sekarang?
Air mataku sudah mengalir dari tadi tanpa bisa kubendung. Melihat wajahnya yang terluka semakin membut hatiku terasa sakit, kenapa rasanya begitu sakit? Tapi yang kulakukan ini adalah demi kebaikannya dan keluarganya.
Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Yong Hwa pergi, ya Tuhan apa yang sudah kulakukan padanya?

Anna POV end



Author POV

Sesampainya dirumah Yong Hwa tidak menggubris pertanyaan ibu dan neneknya, ayahnya yang menyapanya pun tidak dipedulikannya. Yong Hwa berjalan begitu saja memasuki kamarnya kemudian mengunci pintu kamarnya.
Yong Hwa duduk dipinggiran tempat tidurnya, dia mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya.
Dilihatnya foto-foto Anna yang selama ini dia ambil secara diam-diam setiap kali mereka bertemu di panti, sebagian besar foto-foto tersebut adalah wajah Anna dari samping dan belakang tubuhnya.
Yong Hwa memandangi salah satu foto yang sangat disukainya.
“kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Apa yang sebenarnya kau pikirkan Anna?” celoteh Yong Hwa pada foto yang dipandanginya.

Orang tua Yong Hwa dan neneknya saling berkasak-kusuk dimeja makan setelah melihat wajah lesu Yong Hwa dan sikapnya yang aneh tadi.
Halmoeni pun berpikir bahwa semua itu berhubungan dengan Anna.
“aku akan menemui Anna besok” ucap halmoeni
“oemoni benar-benar berpikir jika Yong Hwa menyukai gadis Gamcheon itu?” tanya ibu Yong Hwa
“entahlah, tapi melihat sikap keduanya tadi di restaurant aku merasa ada masalah diantara mereka”
“jangan terlalu mencampuri urusan Yong Hwa, biarkan dia menyelesaikannya sendiri karena hidupnya adalah miliknya sendiri, kita hanya perlu mendukung dan mendampinginya” ucap ayah Yong Hwa bijak.

Author POV end


Keesokan paginya ….

Anna POV

Setelah apa yang terjadi semalam, pagi ini aku putuskan mengepak pakaianku dan kumasukkan satu per satu ke dalam koperku. Aku memang tidak begitu mengenal Yong Hwa sepenuhnya tapi aku yakin dia tidak akan begitu saja mematuhi apa yang kukatakan untuk menjauhiku, mungkin nanti atau besok dia akan kembali menemuiku, jadi untuk berjaga-jaga aku harus mengepak pakaian dan barang-barangku, karena jalan terbaik untuk menghindarinya adalah pindah dari kota ini dan mencari tempat baru, seperti yang kulakukan 2 tahun lalu.

Anna POV end


Author POV

Young Hwa keluar dari kamarnya, ayah, ibu dan neneknya yang sedang menikmati sarapan memandang ke arah Young Hwa.
“aku pergi sebentar” ucap Young Hwa disusul tudukan kepalanya sebelum menuju pintu
“kau tidak sarapan dulu?” tanya ibu Young Hwa yang tak dihiraukan putra kesayangannya karena sudah terlanjur keluar rumah.
“ada apa dengannya sebenarnya, kenapa dia jadi bersikap seperti itu?” keluh ibu Young Hwa menatap nanar pintu rumahnya
“jangan terlalu dipikirkan, bila waktunya tiba dia pasti akan menjelaskannya” ucap ayah Young Hwa menenangkan istrinya
“kita bicarakan dengannya jika dia sudah terlihat tenang” timpal nenek Young Hwa
.
.
.
.
.
Young Hwa memarkirkan mobilnya ditempat yang sama seperti semalam saat mengantar Anna.
Pria itu berjalan pelan ke arah rumah Anna, sesampainya ditempat tujuannya Young Hwa hanya memandangi rumah tersebut dalam diam.
Setelah beberapa saat berkutat dengan pikirannya, Young Hwa memberanikan diri membuka pagar kecil dihadapannya kemudian menuju pintu rumah Anna.

Ting tong….ting tong….
Suara bel pintu terdengar oleh Anna yang sedang berada didapurnya. Anna bergegas menuju pintu dan melihat orang yang datang melalui monitor ditembok dekat pintu.
Anna terdiam memandang wajah Young Hwa dilayar monitornya.

Ting tong….ting tong…..
“Anna noona!! Kau didalam!!!”
Suara Young Hwa menyadarkan Anna dari lamunannya, dengan sedikit keraguan tangan Anna perlahan membuka pintu rumahnya.

“noona! Kau mau ikut denganku ke Seoul?” ucap Yong Hwa dengan mengacungkan 1 tiket konser One Fine Day setelah Anna membukakan pintu rumahnya.
Anna diam menatap tiket tersebut.
“kau tidak mau menontonnya?” tanya Yong Hwa menundukan kepalanya untuk melihat wajah Anna lebih jelas.
“kenapa tiket ini kau berikan padaku, kenapa tidak kau berikan pada fansmu?”
“karena aku ingin kau menontonnya”
“……”
“apa itu tidak cukup untuk menjadi sebuah alasan?” lanjut Yong Hwa
“…….”
“noona benar-benar tidak mau?”
“aku tidak janji akan datang” ucap Anna mengambil tiket di tangan Young Hwa
“aku tahu, tapi kuharap kau benar-benar datang, aku ingin menunjukkan penampilanku diatas panggung padamu”
‘aku sudah sering melihatnya tanpa sepengetahuanmu’ jawab Anna dalam hati
“kalau begitu aku pergi dulu” Yong Hwa pamit dan meninggalkan rumah Anna.


---------------------------------


1 Maret 2015 …… @ Seoul


“kau yakin akan datang kesana?” ucap seorang pria yang duduk dihadapan Anna di sebuah café
“kenapa?” ucap Anna
“aku hanya punya firasat yang tidak baik, dimana tempatnya?”
“AX Korea”
“kau membawa peralatanmu kan?”
“ini” Anna menunjuk liontin berbandul emas bentuk persegi yang mengalung dilehernya
“jam berapa konsernya”
“jam 6, aku akan berangkat sebentar lagi”
“biaklah, jangan lupa kau harus tetap waspada meski disana banyak orang”
“baiklah oppa” ucap Anna tersenyum pada pria dihadapannya

Author POV end



Anna POV

Jam 06.00 malam di AX Korea…
Ini adalah hari kedua konser solo Yong Hwa di Seoul, aku sengaja memilih hari kedua untuk menikmati konsernya.
Dengan memegang sebuah lightstick ditangan kananku aku sangat antusias melihat VCR Yong Hwa yang sedang diputar di layar LCD raksasa.
Tidak lama kemudian Yong Hwa muncul ke atas panggung, dia menyapa para penonton dengan senyum cerahnya.
‘Yong Hwa benar-benar tampan’ ucapku dalam hati
Aku terus menatap setiap gerak-geriknya, dia terlihat mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru tempat konser tak terkecuali ke area tempat duduk VIP dimana aku duduk disalah satu kursi, aku tidak tahu apa dia bisa melihatku atau tidak tapi dengan sangat jelas dia tersenyum ke arah area VIP.

Anna POV end



Yong Hwa POV

‘Dia datang’ ucapku dalam hati.
Meski dari jarak  cukup jauh aku bisa melihat dia berada di kursi yang aku pesan dibaris paling depan pada deretan tempat duduk VIP.
Aku merasa sangat bahagia bisa melihat wajahnya dan membuatku semakin bersemangat di hari kedua konserku.

Yong Hwa POV end



Author POV

Konser Yong Hwa berjalan lancar seperti hari pertama, namun tepat saat konser berakhir tiba-tiba terdengar sebuah ledakan di area samping gedung AX Korea.
Bunyi ledakan membuat semua orang di gedung konser terlihat panik tak terkecuali Yong Hwa.
Semua orang berlarian keluar gedung dan saling berteriak panik.
Yong Hwa yang masih berdiri di atas panggung melihat ke arah kursi yang diduduki Anna.
Yong Hwa dan Anna saling bertatapan tepat sebelum seorang pria menutup tubuh Anna dengan sebuah jaket hitam dan merangkul tubuh gadis itu kemudian menariknya perlahan keluar dari gedung, begitu pula dengan Yong Hwa yang langsung ditarik oleh para bodyguard untuk keluar dari gedung.
.
.
.
“oppa” ucap Anna sesaat setelah dia dan pria yang merangkulnya berhasil keluar dari gedung.
“jangan berkata apapun, saat ini ikuti saja kata-kataku, kita harus segera pergi dari sini” ucap si pria yang langsung menarik Anna menuju ke sebuah mobil sedan hitam yang terparkir tidak jauh dari halaman gedung AX.

Yong Hwa juga berhasil keluar dari gedung bersama dengan para crew dan bodyguardnya, dia langsung mengedarkan pandangnnya mencari keberadaan Anna dan matanya melihat sosok Anna yang baru masuk kedalam sebuah sedan hitam, sebelum Yong Hwa sempat mendekat, mobil tersebut telah melaju pergi.
Yong Hwa penasaran dengan sosok pria yang membawa pergi Anna, dia khawatir jika pria tersebut adalah orang jahat. Yong Hwa langsung mencoba menelepon ponsel Anna namun tidak tersambung membuat Yong Hwa semakin menghawatirkan Anna.
“Yong Hwa-shi kita harus kembali ke FNC sebelum para reporter datang” ucap manager Yong Hwa
“tapi hyung aku___”
“aku sudah menghubungi perusahaan dan mereka akan mengirim orang untuk memantau kondisi disini, sekarang demi keselamatanmu kita harus pergi dari sini”
Manager Yong Hwa langsung menarik Yong Hwa ke dalam mobil van mereka.

Author POV end




Mei 2015….

Yong Hwa POV

Sejak ledakan bom ditempat konserku 2 bulan lalu aku belum bisa menghubungi Anna noona, ibuku bilang Anna noona kemungkinan sudah pindah karena saat ibuku dan nenekku pergi kerumahnya ternyata rumah itu sudah kosong.
Tiap hari aku semakin menghawatirkan dan mencari keberadaannya, aku bahkan menyewa jasa seorang detektif swasta untuk mencarinya namun belum ada kabar sama sekali.
Anna noona kau dimana?.....

Yong Hwa POV end




Anna POV

“aku sudah menyiapkan tiket dan semua keperluanmu, kau bisa berangkat besok malam” ucap Jung Hoon oppa memberikan sebuah tiket pesawat padaku.
“apa aku tidak bisa tetap tinggal di Korea?” tanyaku
Jung Hoon oppa diam dan hanya menatapku nanar.
“jadi___aku masih punya 1 hari kan? bolehkah aku pergi jalan-jalan?” aku berusaha menunjukkan aegyoku pada pria dihadapanku ini
“Anna__”
“kumohon oppa” aku menggenggam tangan kanannya memohon
“kau ingin menemui Yong Hwa?” tanyanya
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaanya
“kau tahu sejak insiden 2 bulan lalu situasi Yong Hwa juga tidak baik, banyak sasaeng fans yang mengikutinya dengan alasan khawatir idolanya itu dalam bahaya, kau akan sulit menemuinya” ucap Jung Hoon oppa
“tidak sulit jika kau membantunya yoebo” ucap Ji Na unnie yang tiba-tiba sudah ada diantara kami.
Ji Na unnie adalah istri dari Jung Hoon oppa, pasangan suami istri inilah yang melindungiku sejak aku tinggal di Korea.
“kalaupun aku membantu Anna bertemu dengan Yong Hwa bukankah pada akhirnya Anna hanya akan mengucapkan perpisahan pada pria itu?”
Aku menundukkan kepalaku dalam diam, perkataan Jung Hoon oppa memang benar, aku ingin bertemu Yong Hwa hanya untuk mengucapkan perpisahan.
“meski begitu setidaknya Yong Hwa tahu keadaan Anna baik-baik saja, aku yakin pertemuan itu akan lebih berarti ketimbang Yong Hwa selalu penasaran dimana keberadaan dan kabar Anna, yoebo kumohon bantu Anna” Ji Na unnie terlihat memohon pada suaminya.
Jung Hoon oppa menatap Ji Na unnie dan aku secara bergantian.
“baiklah” ucap Jung Hoon oppa pada akhirnya, membuatku dan Ji Na unnie tersenyum lega.

Anna POV end




Yong Hwa POV

Jam 1 siang….
Aku merebahkan tubuhku ke sofa di ruang tengah apartementku, tidak banyak kegiatan yang harus kulakukan hari ini karena semenjak kejadian ledakan 2 bulan lalu jadwalku sengaja dikurangi oleh perusahaan demi keamananku. Hari ini aku hanya memiliki jadwal pemotretan di sebuah majalah dan sudah selesai satu jam lalu, manajerku mengajakku pergi makan siang tapi aku sama sekali tidak ingin makan, aku masih selalu memikirkan tentang Anna noona.

Ting…tong….ting…tong….
Bunyi bel apartementku terdengar ditelinga, dengan malas aku bangkit dari sofa untuk melihat siapa yang datang dari layar monitor kecil dekat pintu.
Mataku langsung membulat tatkala wajah yang selama ini ada dalam pikiranku ada dilayar monitor yang sedang kulihat. Aku langsung mengucek kedua mataku takut jika aku hanya sedang bermimpi, tapi wajah itu masih ada.
Aku langsung bergegas menuju pintu dan membukanya.
Betapa bahagianya hatiku saat ini, orang yang aku cari selama ini ada dihadapanku.
“Yong Hwa-shi apa kabar?” ucapnya lembut dengan senyuman yang selalu kurindukan
“noo___noona___” ucapku terbata karena masih terkejut dengan apa yang terjadi
“apa aku mengganggu?” ucapnya lagi
“tidak! Tidak noona___masuklah” aku mempersilahkan gadis dihadapanku ini untuk masuk.

Yong Hwa POV end



Author POV

Anna masuk kedalam apartement Yong Hwa dan langsung dipersilahkan duduk oleh Yong Hwa.
“noona ingin minum apa?” tanya Yong Hwa
“air mineral saja” jawab Anna
“tunggu sebentar”
Yong Hwa berlari menuju dapur dan mengambil sebotol air mineral dari lemari es kemudian mengambil sebuah gelas bening. Yong Hwa meletakkan keduanya disebuah nampan kecil lalu bergegas menyuguhkannya pada Anna.
“terima kasih” ucap Anna
“aku tuangkan ya” Yong Hwa membuka botol air dan menuangkannya ke dalam gelas yang ia sajikan
“Yong Hwa-shi apa kau sudah makan siang?”
“belum, apa noona ingin mengajakku makan?”
“bagaimana jika aku memasak untukmu?”
“masak? Disini?”
“….” Anna menganggukkan kepalanya
“tapi aku tidak punya banyak bahan makanan”
“aku akan memasak seadanya saja, bagaimana?”
“baiklah, dapurnya disebelah sana” Yong Hwa menunjukkan arah dapurnya.
.
.
.
.
45 menit kemudian….

“silahkan makan” ucap Anna setelah selesai menyajikan masakannya di meja makan
“woah….aku tidak menyangka noona bisa masak”
“apa! Jadi selama ini kau pikir aku tidak bisa masak”
“bukan begitu, maksudku aku tidak menyangka kau bisa memasak masakan Korea”
“selama ini aku tinggal sendirian, jadi mau tidak mau aku harus belajar memasak masakan Korea”
“terima kasih noona, sudah memasak ini untukku, ayo kita makan bersama”

“em masakan noona tidak kalah enaknya dengan masakan ibuku”
“benarkah? Kau tidak bohong kan?”
“kapan aku pernah bohong padamu”
“em Yong Hwa-shi”
“ada apa? Noona ingin mengatakan sesuatu?”
“apa kau punya waktu luang sampai besok malam?”
“sampai besok malam? Em besok aku ada jadwal latihan untuk konser jam 9 pagi sampai siang,  memangnya kenapa?”
“owh__em sebenarnya aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke Busan, tapi kalau kau memang punya acara kita bisa jalan-jalan di Seoul saja setelah jadwalmu selesai”
“ke Busan? Em kalau begitu kita pergi saja”
“tapi bagaimana dengan jadwalmu”
“aku bisa minta manajerku untuk mengundurkannya untuk hari berikutnya”
“bagaimana jika tidak bisa diundur”
“itu hanya jadwal latihan jadi tentu bisa diundur bahkan bisa dibatalkan, noona tidak perlu khawatir, jadi apa kita akan berangkat sekarang?”
“iya kita berangkat sekarang”
“kalau begitu aku akan siap-siap, tunggu sebentar”
.
.
.
.
Satu jam kemudian Yong Hwa dan Anna sudah berada di Incheon Airport.
“ini tiket untuk kalian, dan juga tiket untuk besok kalian kembali kesini” Jung Hoon memberikan 2 tiket menuju Gimhae Airport dan 2 tiket untuk kembali ke Incheon.
“terima kasih oppa, em apa oppa yakin tidak ada sasaeng fans yang mengikuti Yong Hwa?”
“jangan khawatir aku sudah memastikannya, aku juga sudah menghubungi rekanku di Busan untuk menjaga kalian, besok kalian harus kembali tepat waktu”
“tentu oppa, kalau begitu kami pergi dulu”
“hati-hati, Yong Hwa-shi tolong jaga Anna”
“tentu hyung, sampai besok”
Yong Hwa dan Anna kemudian bergegas masuk ke jalur keberangkatan penumpang.
.
.
.
.
.
Jam 8 malam @ Dadaepo Sunset Fountain of Dream Busan



“Yong Hwa-shi__kau tidak takut dikenali orang?” ucap Anna yang mencoba menghentikan langkah Yong Hwa
“aku memakai topi dan masker, lagi pula ini sudah malam, dan perhatian orang-orang disini akan tertuju pada air mancur, sudahlah ayo kita duduk disana”
Yong Hwa menarik Anna menuju tempat duduk di area pinggiran air mancur Dadaepo yang sedang menunjukkan keindahan gerakan pancuran air disertai sorotan lampu warna warni yang begitu indah.
“ini makanlah” Yong Hwa memberikan sekotak kimbab dan sebotol air mineral pada Anna.
“kau juga harus makan” Anna membuka kotak tersebut dan menyuapi Yong Hwa sepotong kimbab, Yong Hwa langsung menurunkan maskernya dan memakan suapan kimbab dari Anna.
“jadi Jung Hoon hyung itu adalah orang yang mengurus keperluanmu selama tinggal di Korea?”
“bukan hanya mengurus keperluanku tapi dia dan istrinya sudah merawatku seperti adik mereka sendiri”
“lalu kenapa kau tinggal di Busan sendirian?”
“demi keamananku aku diharuskan tinggal jauh dari mereka dan juga____” Anna menggantungkan kata-katanya
“kenapa?” Yong Hwa menggeser sedikit tubuhnya untuk berhadapan dengan Anna
“Yong Hwa-shi___ada sesuatu yang harus kukatakan padamu”
“katakanlah”
“tapi tidak disini”
“kalau begitu ayo kita cari tempat lain”
“tunggu sebentar lagi, aku ingin menikmati pertunjukan air mancurnya bersamamu, sebentar saja”
“baiklah, habiskan juga makanannya”
“kau juga harus ikut menghabiskannya”
“ngomong-ngomong apa orang itu akan terus mengikuti kita?” pandangan Yong Hwa tertuju pada seorang pria dengan jaket hitam dan topi bisboll yang terus mengawasi Anna dan dirinya sejak mereka sampai di Gimhae Airport.
“iya, kau tidak usah khawatir dia adalah teman Jung Hoon oppa, anggap saja dia tidak ada”
“em baiklah”
.
.
.
.
.
Jam 10 malam @ Taejongdae Busan

Yong Hwa dan Anna berjalan bergandengan tangan menuju Mercusuar Taejongdae, langkah mereka terhenti tepat di bawah tanda jarum kompas di dekat mercusuar.


 (bayangin aja pemandangan di Taejongdae saat malam hari)

“aku tidak tahu kalau bisa masuk kesini dimalam hari” ucap Anna melihat kesekelilingnya
“tentu saja bisa, jangan remehkan aku noona” ucap Yong Hwa membanggakan dirinya
Anna diam menatap Yong Hwa, menelisik detail wajah pria dihadapannya.
“Yong Hwa-shi___”
“aku menyukaimu Anna noona” ucapan Yong Hwa sontak membuat Anna terkejut
“aku benar-benar menyukaimu tapi selama ini aku tidak punya cukup keberanian mengucapkannya padamu, maafkan aku noona”
“Yong Hwa-shi aku__”
“apa noona mau berkencan denganku?”
“Yong Hwa-shi aku__”
Chup…..
Tanpa bisa berkata-kata, bibir Anna sudah dibungkam oleh Yong Hwa yang mengecup bibir Anna lembut.
.
.
.
.
.
“Yong Hwa-shi, sebenarnya aku mengajakmu ke Busan adalah___”
“kau ingin mengucapkan perpisahan denganku kan” Yong Hwa memotong perkataan Anna, membuat gadis yang berdiri disebelahnya menundukkan kepalanya.
“maafkan aku Yong Hwa-shi”
“apa noona tidak menyukaiku?”
“aku menyukaimu___aku sangat menyukaimu mungkin lebih dari yang kau tahu”
“lalu apa kau tidak ingin berkencan denganku?”
“tentu saja aku mau, tapi___”
“tapi apa? Apa yang noona sembunyikan dariku?”
Anna kembali menatap Yong Hwa, mengatur nafas dan detak jantungnya yang sedari tadi tidak karuan.
“Yong Hwa-shi aku akan mengatakan semuanya padamu, tapi kumohon jangan menyela sampai aku selesai bicara”
“baiklah, katakanlah”
“3 tahun lalu aku mengalami sebuah kecelakaan di Indonesia, orang-orang berpikir aku telah mati tapi seseorang telah diam-diam menyelamatkanku dia adalah Jung Hoon oppa yang berkerja sebagai agen NIS Korea, aku dioperasi dan dirawat beberapa hari di sebuah rumah sakit, saat aku sadar aku tidak ingat siapa namaku dan siapa diriku, dokter bilang aku mengalami amnesia total. Lalu Jung Hoon oppa membawaku ke Seoul untuk menjalani pemulihan fisik disebuah rumah sakit, Ji Na unnie yang seorang dokter merawatku dengan baik dia jugalah yang memberiku nama ‘Anna’, 4 bulan kemudian fisikku telah pulih namun ingatanku masih belum pulih, lalu di NIS ada sebuah operasi percobaan senjata baru, saat itu terjadi sebuah insiden yang membuat NIS dalam keadaan  tidak stabil, demi menyelamatkan NIS seorang ilmuwan yang berhasil membuat senjata itu meminta bantuan seorang agen kepercayaannya yaitu Jung Hoon oppa untuk mengamankan data tentang senjata tersebut.
Karena keadaan yang sudah sangat darurat akhirnya sang ilmuwan dan Jung Hoon oppa memutuskan untuk menyembunyikan data kedalam tubuh seseorang di luar NIS dan orang yang terpilih adalah aku, karena aku tidak memiliki ingatan dan identitas maka aku tidak punya pilihan selain menerima hal tersebut. Dan akhirnya sebuah memori ditanamkan ke dalam tubuhku. Karena Seoul adalah tempat yang tidak aman maka aku dipindahkan ke Busan, mereka menyiapkan identitas, pekerjaan dan tempat tinggal untukku”
“…..” Yong Hwa yang terkejut hanya terdiam memandang Anna.
“aku tidak punya ingatan apapun tentang keluarga dan kehidupan masa laluku, karena itu Jung Hoon oppa dan Ji Na unnie kuanggap sebagai keluargaku dan saat aku bertemu denganmu dipantai 2 tahun lalu aku langsung jatuh cinta padamu, dan saat aku bertemu dengan halmoeni aku langsung menganggapnya sebagai nenekku sendiri, kalian adalah orang yang penting bagiku, karena itulah aku tidak mau melibatkan kalian kedalam kehidupanku yang sewaktu-waktu dalam bahaya, sejak kejadian ledakan ditempat konsermu 2 bulan lalu Jung Hoon oppa merubah statusku menjadi siaga penuh dan melihat kondisiku yang tidak aman jika tetap tinggal di Korea maka Jung Hoon oppa akan mengirimku ke Swiss, jadwal keberangkatanku adalah besok malam, karena itu tadi pagi aku meminta Jung Hoon oppa untuk membantuku bertemu denganmu, maafkan aku karena kau harus bertemu dengan gadis aneh sepertiku Yong Hwa-shi” Anna kembali menundukkan kepalanya dihadapan Yong Hwa.
“kau bukan gadis aneh Anna noona, bagiku kau adalah gadis yang aku sukai tidak peduli apa dan bagaimana masa lalu dan keadaanmu, aku tulus menyukaimu noona”
“Yong Hwa-shi___”
“aku kan menunggu___jika memang kau harus pergi aku akan menunggumu sampai kau kembali kesini, dan jika kau tidak bisa kembali maka aku yang akan datang padamu”
“Yong Hwa-shi” Anna tak kuasa menahan air matanya
Yong Hwa langsung memeluk Anna dengan erat.
“ayo kita buat kenangan indah sebelum kepergianmu besok”


-----------------------------------



Jam 8 pagi @ Beomeosa Temple Busan



“kenapa kita kesini, kau bukan penganut Budha kan” ucap Anna saat sampai di Beomeosa Temple
“bukan, aku mengajakmu kesini karena udara disini sangat segar apalagi dipagi hari seperti ini, dan kau juga harus merasakan air di kuil ini”
“baiklah tuan pemandu wisata”
“pemandu wisata kau bilang? Hey kau lupa kalau namaku di ponselmu adalah Busan Hwangja?”
“ah iya iya baiklah Busan Hwangja, kau benar-benar narcis”
“tentu, aku adalah kekasihmu yang narcis”
“kekasih? Kapan aku bilang kalau kau adalah kekasihku” Anna menjulurkan lidahnya mengejek Yong Hwa
“hey kau lupa apa yang terjadi semalam”
“apa? Apa yang terjadi?” Anna berpura-pura lupa
“kau___” sebelum Yong Hwa melanjutkan perkataannya Anna sudah berlari menjauh, Yong Hwa pun langsung mengejar gadisnya itu.
.
.
.
.
.

Jam 12 siang @ Jangsa Island

“woah pulau ini benar-benar indah, akhirnya aku bisa datang kesini” ucap Anna yang terkagum dengan pemandangan dihadapannya.
“ini benar-benar seperti yang terlihat di running man saat kau jadi bintang tamu bersama Jong Hyun,  Gi Kwang dan Simon, Kim Soo Hyun dan Jung Ji Hyun juga pernah syuting drama disini kan”  lanjut Anna yang berjalan didepan Yong Hwa sambil terus mengagumi tempat yang dikunjunginya saat ini.
Yong Hwa hanya tersenyum melihat tingkah gadisnya.
“ayo kita kesana” Yong Hwa meraih tangan Anna dan menariknya berjalan menuju tempat yang menajai ikon Jangsa Island yaitu sebuah pelataran dengan baris tempat duduk yang berundak-undak dan terdapat panggung kecil di bawah tepat ditengah-tengah antara 2 deretan-deretan tempat duduk tersebut



“Anna-shi”
“Anna-shi? Sejak kapan kau membuang panggilan ‘noona’ dari namaku?”
“bukankah semalam kau bilang tidak punya ingatan apapun tentang dirimu dimasa lalu, dan kau pasti juga tidak tahu berapa umurmu yang sebenarnya kan, lagi pula karena kita sudah saling mengungkapkan perasaan kita maka aku merasa aneh jika masih memanggilmu ‘noona’”
“baiklah, terserah kau saja”
“Anna-shi”
“iya, kenapa?”
“bagaimana menurutmu jika melakukan pernikahan ditempat ini, pasti akan sangat indah dan romantis kan?”
“em tentu saja, pulau ini sangat indah dan tempat ini sangat sempurna untuk menjadi pilihan tempat acara pernikahan”
“kalau begitu apa kau mau jika kita menikah disini?”
“apa? Menikah? Yong Hwa-shi___”
“maksudku adalah saat suatu hari nanti kita bisa bertemu kembali dan kau masih menyukaiku maka aku ingin menikahimu ditempat ini jika kau bersedia”
“bagaimana jika saat itu tiba kau justru sudah tidak menyukaiku lagi?”
“tidak akan, aku tidak akan pernah melupakanmu Anna-shi”
“jika waktu itu benar-benar tiba, apa kau benar-benar akan melamarku?”
“kau ingin kita membuat perjanjian?”


-----------------------



Jam 8 malam @ Incheon Airport

“akhirnya kalian datang juga, Anna cepatlah pesawatmu akan terbang setengah jam lagi” ucap Jung Hoon ketika melihat Yong Hwa dan Anna datang menghampirinya yang sedang menunggu bersama Ji Na
“ini parport, tiket dan barang-barangmu Anna-ah” Ji Na memberikan sebuah buku paspor, selembar tiket serta dua koper berwarna hitam dan biru pada Anna
“terima kasih unnie” ucap Anna
“Yong Hwa-shi__aku harus pergi sekarang” ucap Anna pada Yong Hwa yang masih memegang erat jemari Anna sedari tadi mereka tiba di Incheon.
“sampaikan permintaan maafku pada halmoeni dan orang tuamu karena aku tidak bisa berpamitan pada mereka”
“aku akan menyampaikannya”
“apa kau tidak akan melepaskannya” ucap Anna menunjuk pada genggaman tangan Yong Hwa
“em, apa aku bisa mendapatkan alamat dan menghubungimu?” tanya Yong Hwa
“ini, kau bisa menghubungi ataupun mengunjunginya, aku tidak bisa memastikan kapan Anna akan kembali kesini, tapi aku pastikan kau akan tetap bisa menghubunginya” Jung Hoon menyerahkan secarik kertas kecil pada Yong Hwa
“terima kasih hyung” Yong Hwa melepas tautan tangannya dengan Anna lalu mengambil kertas yang diberikan Jung Hoon.
.
.
“aku pergi sekarang Yong Hwa-shi, unnie, oppa, jaga diri kalian” Anna berpamitan dan memeluk ketiganya satu per satu.
Saat memeluk Yong Hwa, Anna tidak bisa langsung melepaskan pelukannya karena Yong Hwa menahannya sejenak.
“jangan lupakan aku Anna-shi, aku akan merindukanmu, saranghae” bisik Yong Hwa pada Anna membuat mata gadis itu berkaca-kaca
“nado saranghae Yong Hwa-shi”
Perlahan Yong Hwa melepas pelukannya, Anna mengusap air mata yang telah menetes dipipinya.
“sampai jumpa” ucap Anna pada ketiga orang dihadapannya.
Anna menggenggam paspor, tiket dan  kedua kopernya lalu berjalan perlahan menuju jalur keberangkatan penumpang dan ketiga orang dibelakangnya hanya bisa memandangi puggung Anna yang berlalu pergi.


************


The end…… or to be continued???
Author masih mikirin akan buat sequelnya atau tidak karena belum dapat ide he he he….

Terima kasih buat reader yang sudah meluangkan waktunya membaca FF gaje ini :D