Sunday, October 25, 2015

MY BOSS SON’S



Author : Jungna
Tittle : MY BOSS SON’S
Category : Romance, Oneshoot

Length : Oneshoot | Rating : PG-17

Cast :
Lee Joon
Han Yoon Ra (OC)
SJ Siwon (cameo)
 




Disclaimer : annyeong readers, FF ini terinspirasi dari drama yang dibintangi Lee Joon yang judulnya “Mr. Back”, jadi karakter Lee Joon di FF ini saya buat mirip dengan karakter tokoh yang diperankan Lee Joon di drama tersebut yaitu seorang anak pewaris hotel terbesar di Korea. Lee Joon murni milik dirinya sendiri dan Tuhan YME, tapi cast OC dan alur cerita murni hasil pemikiran saya. Oke happy reading, awas typo dan mohon saran/kritiknya ^_^

-----------------------------------------------------

Author POV



Author POV
Incheon airport 13.30 KST
Terlihat seorang gadis berusia 29 tahun berambut pendek seleher mengenakan dress lengan panjang berwarna krem sepanjang lutut dipadukan celana panjang hitam dan sepatu high heel hitam dengan menjinjing tas didepan badannya, sedang berdiri didepan pintu keluar airport menunggu kedatangan seseorang. Setelah menunggu tidak lebih dari 30 menit, orang yang ditunggunya muncul dari balik pintu keluar airport. Orang tersebut adalah seorang pria berusia 27 tahun bertubuh tinggi atletis, rambut hitam lurus, hidung mancung dan berkulit putih mulus mengenakan kaca mata hitam dengan mengenakan jaket hitam merah yang dipadukan celana jins panjang dan sepatu kets dengan menggendong tas motif harimau, mengenakan earphone yang bertengger dilehernya, berjalan membawa kopernya keluar dari airport, pria tersebut mencari seseorang yang menjemputnya dan berhentilah pandangannya pada seorang gadis yang sedang menunggunya, pria tersebut tampak mengeluh pelan menatap si gadis, namun dia langsung menghampiri gadis tersebut. Melihat orang yang ditunggunya telah berdiri dihadapannya, gadis itupun langsung membungkukkan sedikit badannya menunjukkan rasa hormatnya pada sang pria dihadapannya, kemudian langsung mengambil alih koper yang dibawa sang pria. 





“kenapa kau yang menjemput? Dimana sekretaris Ma?” tanya sang pria ketus, dengan tersenyum si gadispun menjawab “sekretaris Ma sedang menemani Lee sajangnim rapat, jadi saya yang menjemput tuan muda”

Mendengar jawaban dari si gadis, sang pria hanya tersenyum sinis “kalau begitu kenapa kau tidak menyuruh supir saja yang menjemput, kenapa harus kau?” dan dengan tersenyum kembali si gadis berkata “mari saya antar ke rumah, tuan muda Lee Joon” si gadis menarik koper yang telah dipegangnya menuju mobil yang diparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Si gadis membuka bagasi mobil dan berniat mengangkat koper untuk dimasukkan ke dalam bagasi, namun koper tersebut langsung diambil alih oleh siempunya yang bernama Lee Joon, “kau pikir koper ini ringan? Han Yoo Ra!” ucap Lee Joon, si gadis yang dipanggil Han Yoo Ra tersebut hanya tersenyum menanggapi perkataan Lee Joon. Lee Joon mengangkat kopernya dan memasukkannya ke dalam bagasi tidak lupa tas gendongya juga ia masukkan ke dalam bagasi, kemudian Lee Joon dan Han Yoo Ra masuk ke dalam mobil dimana Han Yoo Ra yang menyetir mobilnya menuju rumah tuan mudanya.
Sekitar 40 menit berlalu akhirnya mobil yang ditumpangi Han Yoo Ra dan Lee Joon sampai di sebuah rumah mewah dengan halaman yang luas (liat rumah Lee Joon di drama Mr. Back). 



Yoo Ra menghentikan mobilnya tepat di depan pintu utama rumah tersebut dimana para pelayan rumah tersebut yang berjumlah 25 orang telah berdiri rapi didepan pintu menanti kedatangan sang tuan muda. Yoo Ra dan Lee Joon keluar dari mobil, Yoo Ra membuka bagasi disusul 2 pelayan pria yang mengambil koper dan tas Lee Joon dibagasi. Lee Joon yang melihat koper dan tasnya telah dibawakan oleh pelayannya langsung membalikkan badannya dari hadapan Yoo Ra untuk masuk ke dalam rumah, namun baru dua langkah Yoo Ra langsung berkata pada Lee Joon “Lee sajangnim akan pulang lebih awal untuk makan malam bersama tuan muda, jadi saya harap tuan muda tidak pergi keluar sampai jam makan malam” mendengar perkataan Yoo Ra, Lee Joon menoleh dengan muka juteknya dan menjawab “ara!! Aku juga terlalu lelah untuk pergi keluar”. Yoo Ra tersenyum dengan jawaban yang diberikan Lee Joon, kemudian Yoo Ra membungkukannya sedikit badannya tanda hormatnya sebelum masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan kediaman tuannya tersebut. Lee Joon yang memandang kepergian Yoo Ra hanya tersenyum sinis kemudian langsung masuk ke dalam rumah untuk istirahat.

Jam 20.00 KST @ Lee house
Lee Joon telah duduk diruang makan bersama dengan ayahnya yang bernama Lee Tae Baek pria berusia 60 tahun sang pemilik Kingdom Group yaitu perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan terbesar di Korea, dan selain pasangan ayah dan anak tersebut, sekretaris Ma pria berusia 48 tahun yang adalah sekretaris kepercayaan keluarga Lee ikut duduk bersama menikmati makan malam.
Author POV end

Lee Joon POV
Aku duduk makan malam bersama ayah dan juga seketaris Ma di ruang makan rumahku yang kata orang-orang bagaikan istana. Namun ada sesuatu yang sepertinya kurang di ruang makan ini, akupun menanyakannya pada ayahku “dimana Han Yoo Ra, dia tidak makan disini?” tanyaku dengan nada datar. Kulihat ayahku dan sekretaris Ma langsung menoleh kearahku dan sekretaris Ma langsung memberikan jawaban “Yoo Ra-shi sedang lembur di hotel mengurusi persiapan acara ulang tahun Choi corp yang akan diadakan di Kingdom hotel besok siang,  jadi dia tidak sempat untuk makan malam bersama kita” mendengar penjelasan dari sekretaris Ma langsung membuatku ingin bertanya kembali “kalau dia sibuk kenapa dia pergi menjemputku di airport bukankah itu buang-buang waktu” tanyaku sedikit sinis. Pletakkk ..... kurasakan sebuah sendok dipukulkan ke kepalaku dan yang melakukannya tidak lain adalah ayahku sendiri. “yaakk!! kenapa kau selalu memanggilnya Han Yoo Ra...Han Yoo Ra..! dia itu lebih tua 2 tahun darimu dan juga sekarang dia adalah manajer perencanaan di Kingdom hotel jadi seharusnya kau memanggilnya dengan sebutan yang lebih sopan dasar bodoh!! 10 tahun kau di Amerika ternyata kau tidak berubah sedikitpun, masih tetap tidak peka dan bodoh” ucapan ayahku itu sukses membuatku membulatkan mataku karena terkejut dengan ucapan yang kasar menurutku.
“kenapa ayah mengataiku bodoh, aku lulus S1 dengan predikat Cumlaude dari Columbia University, aku juga berhasil mengelola Kingdom hotel yang berada di New York selama  kurang lebih 4 tahun ini, apanya yang bodoh?” jawabku pajang lebar karena aku tidak terima dikatai ‘bodoh’ oleh ayahku sendiri.  “tuan muda bukan bodoh dari segi kecerdasan otak, tapi bodoh dari segi pemikiran” ucap sekertaris Ma sambil sedikit tertawa mengejekku, dan ayahkupun ikut tertawa menanggapi ucapan sekretaris Ma dan itu membuatku kesal.
Lee Joon POV end

Author POV
Jam 21.30 KST @ Lee house
Lee Joon duduk disebuah bangku ditaman yang berada di halaman depan rumahnya, terlihat dia seperti sedang menunggu seseorang. Sekretaris Ma keluar dari rumah tuan Lee dan menuju mobilnya yang terparkir dihalaman untuk pulang, namun dia melihat tuan mudanya sedang duduk sendirian di bangku taman padahal cuacanya sangat dingin karena sedang musim dingin. Sekretaris Ma langsung menghampiri tuan mudanya.
“tuan muda, apa kau sedang menuggu seseorang datang?” tanya sekretaris Ma pada Lee Joon. Lee Joon yang tidak menyadari kedatangan sekretaris Ma langsung mendongakkan kepalanya terkejut, “aku tidak mengunggu orang, aku....hanya ingin duduk disini” ucap Lee Joon. “udara sangat dingin diluar, kalau tuan muda terlalu lama disini bisa membuat anda sakit, dan jika benar anda sedang menunggu seseorang kurasa orang itu tidak akan datang” ucap sekretaris Ma yang kembali membuat Lee Joon terkejut.
“sudah kubilang aku tidak menunggu orang, apa maksudmu berkata seperti itu?” jawab Lee Joon menutupi keterkejutannya.
“baguslah jika memang benar anda tidak menuggu orang, tapi aku ingin memberitahu sesuatu pada tuan muda, jika boleh”
“apa itu?” tanya Lee Joon
“Han Yoo Ra tidak lagi tinggal dirumah ini tuan muda” ucap sekretaris Ma yang ketiga kalinya membuat Lee Joon terkejut.
“apa maksudmu, Yoo Ra tidak tinggal disini? Sejak kapan?” pertanyaan Lee Joon tersebut membuat sekretaris Ma tersenyum karena sukses memancing Lee Joon.
“sejak tuan muda pindah ke Amerika, Yoo Ra-shi juga tidak lagi tinggal dirumah ini, dia memilih untuk tinggal di sebuah apartement sederhana yang jaraknya lumayan jauh dari sini, setelah dia lulus dari universitas dan mulai bekerja di Kingdom hotel, tuan Lee menyuruh Yoo Ra tinggal di apartement dekat hotel yang dibelikan khusus untuk Yoo Ra, namun Yoo Ra hanya tinggal disana selama setahun, kemudian dia memilih tinggal di salah satu bungalow yang ada di hotel sampai sekarang karena dia tidak perlu jauh-jauh pulang ke apartement jika dia lembur” jelas sekretaris Ma panjang lebar.
“untuk apa kau menjelaskan semua itu padaku, aku tidak peduli dia mau tinggal dimana” ucap Lee Joon dengan nada sinis yang dia buat-buat. Sekretaris Ma hanya tersenyum menanggapi “itu hanya sebuah pemberitahuan dariku, jika memang tuan muda tidak berkenan aku minta maaf, kurasa aku harus pulang sekarang, sampai besok tuan muda”
Sekretaris Ma langsung membalikkan badannya dan menuju mobilnya untuk pulang.

------------------------------------
2 minggu kemudian....
Keluarga Lee sedang makan malam bersama dengan sekretaris Ma dan Han Yoo Ra.
“Yoo Ra-ah” panggil tuan Lee pada Yoo Ra yang secara otomatis menghentikan kegiatan makannya. “ne sajangnim” jawab Yoo Ra
“setelah kau selesai makan datanglah ke ruang kerjaku, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan” ucapan tuan Lee  yang secara otomatis membuat Lee Joon juga menghentikan kegiatan makannya dan memandang ke arah Yoo Ra dan ayahnya.
“baiklah sajangnim” ucap Yoo Ra yang kemudian memakan kembali makanannya.
“dan kau sekretaris Ma, setelah makan kau bisa langsung pulang agar kau bisa istirahat karena besok kita akan ke Macau” titah tuan Lee pada sekretaris Ma yang dijawab “iya” dengan singkat oleh sekretaris Ma.
Author POV end

Lee Joon POV
Kulihat Han Yoo Ra telah menyelesaikan makan malamnya dan beranjak menuju ruang kerja ayahku. Han Yoo Ra.... rasanya aku muak melihatnya ada disekitar ayahku, aku membenci gadis itu tapi tidak sungguh-sungguh membenci karena dengan bodohnya aku sering memperhatikannya diam-diam. Han Yoo Ra, ketika dia berusia 15 tahun secara tidak sengaja dia menolong ibuku yang pingsan ditengah jalan karena penyakit ginjalnya. Mengetahui status Yoo Ra yang seorang yatim piatu dan sedang mencari pekerjaan paruh waktu untuk membiayai sekolahnya maka ibuku berinisiatif memperkejakan Yoo Ra sebagai perawat pribadinya, saat itulah ibuku mengajak Han Yoo Ra tinggal dirumah kami dan meninggalkan panti asuhan yang telah merawatnya sejak dia masih bayi hingga berusia 15 tahun.
Meski dipagi hari dia pergi kesekolah dan baru pulang sore hari, namun dia bisa merawat ibuku dengan baik sehingga membuat ibu dan ayahku menyayanginya seperti putri mereka sendiri. Ayahku bahkan sempat menawarkan agar Yoo Ra menjadi anak angkatnya namun entah kenapa Yoo Ra tidak mau dan memilih tetap berstatus sebagai perawat pribadi ibuku. Dengan wajah yang lumayan cantik dan sikap baiknya tidak dipungkiri jika aku juga mulai menyukainya meskipun dia lebih tua 2 tahun dariku, tapi aku tidak pernah berani mengungkapkannya bahkan aku bisa dibilang lebih sering membuatnya kesal dengan sikap nakalku ketika masih duduk dibangku sekolah dan perlu dicatat aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan ‘noona’ sampai detik ini.
Beberapa bulan setelah Yoo Ra telah duduk di bangku kuliah, ibuku meninggal karena penyakit ginjalnya ditambah kondisi jantungnya yang membengkak. Ketika itu aku sangat terpuruk dan Yoo Ra lah yang selalu memegang tanganku dan menguatkanku. Aku merasa sangat membutuhkan Yoo Ra disisiku hingga aku meminta ayahku untuk tidak membiarkan Yoo Ra pergi dari rumah kami. Semuanya terasa baik-baik saja hingga dua bulan setelah kematian ibuku, aku merasa Yoo Ra lebih memperhatikan ayahku, mulai dari membangunkan ayahku dipagi hari, menyiapkan pakaian kerja, menyiapkan sarapan, menyambut ayah ketika pulang kerja dengan membawakan jas dan tas kerjanya ke kamar ayah dan setelah itu menemani ayah menyantap makan malamnya. Tidak jarang pula aku memergoki Yoo Ra yang sedang memijit bahu ayahku di ruang kerjanya, bahkan dia sangat telaten merawat ayahku ketika sakit. Dengan semua perlakukan Yoo Ra pada ayahku membuatku berpikir bahwa Yoo Ra mungkin ingin menjadi istri kedua ayahku. Aku akui itu adalah pikiran yang picik, namun pikiran itu selalu menghantuiku tiap kali aku melihat kebersamaan ayahku dengan Yoo Ra meskipun aku tidak pernah melihat mereka melakukan hal-hal diluar batas. Karena itulah aku lebih memilih bersikap ketus dan seenaknya pada Yoo Ra dan setelah aku lulus SMA aku meminta ayahku untuk mengirimku kuliah di Columbia University dan membantu cabang Kingdom hotel yang ada di New York. Selama 10 tahun aku tidak pernah pulang ke Korea karena aku benci jika melihat Yoo Ra bersama dengan ayahku, tapi keinginanku untuk tidak melihat Yoo Ra sia-sia karena tiap tahun tepatnya setiap natal, ayahku dan Yoo Ra datang mengunjungiku di Amerika, dan itu sungguh membuatku bertambah muak pada Yoo Ra karena dimataku dia seperti gadis yang selalu mengekori kemanapun ayahku pergi.
Lee Joon POV end

Yoo Ra POV
Aku menemui tuan Lee diruang kerjanya karena tadi beliau memintaku kesini, kulihat tuan Lee sedang duduk di tempat duduknya dengan memegang sebuah album.
“Yoo Ra-ah, duduklah” ucap tuan Lee, dan akupun langsung duduk di tempat duduk depan meja kerjanya.
“ini, kau pilihlah mana yang kau suka dan besok pergilah kebutiknya, aku sudah menghubungi pemiliknya untuk membantumu” tuan Lee menyodorkan album yang kini aku tahu itu bukan album melainkan sebuah katalog gaun pengantin. Aku menerima katalog itu dengan bertanya pada tuan Lee “gaun pengantin? Siapa yang akan menikah, kenapa saya yang harus memilihnya?”
“tentu saja kau yang akan menikah Han Yoo Ra” jawaban tuan Lee sontak membuatku membulatkan mataku dengan muka terkejut.
“ma...maksud sajangnim, aku menikah? menikah dengan siapa? Saya tidak mengerti” ucapku sedikit terbata.
kau akan menikah dengan seorang pria pilihanku”
“maksud sajangnim, saya dijodohkan dengan seseorang? Dengan siapa, saya belum siap untuk menikah, lagi pula saya____” belum selesai aku bicara tuan Lee sudah lebih dulu memotong kata-kataku.
“pria itu adalah pria terbaik yang kupilihkan untukmu, bukankah kau sudah menganggap aku sebagai ayahmu?” aku hanya mengangguk menanggapi pertanyaan dari tuan Lee.
“sebagai orang yang sudah kau anggap sebagai ayah, maka aku berkewajiban untuk memilihkan pria yang terbaik dan menikahkanmu dengannya, aku yakin kau tidak akan kecewa dengan keputusanku ini, apa mungkin kau masih mengharapkan pernyataan cinta dari putra bodohku Lee Joon?” aku mendongakkan kepalaku menatap tuan Lee, yah atasanku ini memang mengetahui perihal perasaanku pada putranya, dengan lirih aku menjawab “tidak sajangnim, saya tidak lagi mengharapkan tuan muda” jawabanku itu sangat tidak sesuai dengan kata hatiku yang tidak bisa berbohong bahwa sejak 14 tahun lalu aku menyukai Lee Joon putra dari atasanku ini, dan hingga detik ini perasaanku tidak berubah, tapi aku tidak bisa mengatakan secara jujur pada tuan Lee karena takut mengecewakannya.
Tuan Lee menghela nafasnya, “Yoo Ra-ah, aku tahu ini terlalu mendadak untukmu dan terkesan aku memerintahmu seenaknya, tapi sungguh aku tidak bisa membiarkanmu terus mengharapkan putraku yang tidak pernah peka terhadap perasaanmu padanya, umurku semakin tua dan sudah mulai sakit-sakitan, aku juga tidak tahu berapa lama lagi aku bisa hidup, karena itu anggaplah ini sebagai permintaan terahir dari seorang ayah pada putrinya sebelum meninggal” penjelaan tuan Lee benar-benar membuatku terkejut.
“sajangnim, anda tidak boleh berkata seperti itu, anda masih kuat dan sehat, jangan berkata tentang kematian, itu membuat saya sedih, jika memang sajangmin ingin saya segera menikah saya akan melakukannya” aku berharap jawabanku ini adalah keputusan yang tepat dan dapat menenangkan perasaan pria yang sudah kuanggap sebagai ayah ini.
“syukurlah, Yoo Ra-ah tolong jangan memanggilku sajangnim lagi ketika dirumah, sejak kau bekerja di hotel kau jadi selalu memanggilku dengan sebutan ‘sajangnim’, kemana panggilan ‘ahjushi’ yang dulu sering kau sebutkan? Aku merindukan sebutan itu darimu”
“baiklah, ahjushi.... saya tidak akan lagi menggunakan sebutan sajangmin ketika dirumah” aku memaksakan senyumanku karena menahan air mata yang sebentar lagi akan jatuh dari kedua mataku.
“terima kasih Yoo Ra-ah, putriku....” ucap tuan Lee yang kemudian berdiri dari tempat duduknya untuk memelukku yang masih duduk dikursi, “ne ahjushi...” ucapku sambil menerima pelukan dari tuan Lee, aku tidak peduli dengan siapa nantinya aku akan menikah yang jelas harapanku hanyalah agar aku bisa membalas budi baik tuan Lee dan mendiang nyonya Lee padaku, dan pernikahanku ini kurasa salah satu jalan untuk membahagiakan tuan Lee.
Yoo Ra POV end

Author POV
Yoo Ra keluar dari ruang kerja tuan Lee dengan membawa katalog gaun pengantin yang diberikan tuan Lee. Baru beberapa langkah Yoo Ra melihat Lee Joon turun dari lantai 2 dengan dandanan rapi seperti akan pergi kesuatu tempat.
“tuan muda, apa kau mau pergi?” tanya Yoo Ra yang kini ada dihadapan Lee Joon
“ne, aku mau ke club, kenapa? Apa kau mau ikut? Kau bisa jadi supirku ketika nanti aku mabuk” jawab Lee Joon dengan nada datar.
“iya saya akan ikut” jawab Yoo Ra singkat yang kemudian mengambil tas dan mantelnya di ruang makan.
Author POV end

Lee Joon POV
“kenapa tidak memakai mobilku” tanyaku ketika aku dan Yoo Ra telah berada di mobil Yoo Ra menuju sebuah club.
“saya lebih nyaman menyetir mobil sendiri dari pada mobil tuan muda” jawab Yoo Ra datar sambil konsentrasi menyetir.
Tidak sampai 20 menit kami sampai disebuah club elite di Seoul, yah semua orang tahu yang bisa masuk ke club ini hanyalah orang-orang kalangan atas. Aku kesini sebenarnya karena ingin menemui teman-temanku dan tidak bermaksud mengajak Yoo Ra, aku benar-benar tidak mengerti kenapa dia mau saja ikut denganku kesini. Kami masuk ke sebuah ruang VVIP dimana didalamnya telah berkumpul 5 orang pria dan 2 gadis penghibur, aku menyalami kelima pria tersebut dan salah satu pria yang bernama Choi Siwon anak dari pemilik Choi Corp. langsung berdiri terkejut karena aku datang bersama Yoo Ra.
“Yoo Ra-shi, kenapa kau kesini?” tanya Siwon hyung sambil mendekati Yoo Ra dan membimbing Yoo Ra untuk duduk disebelahnya, sedang aku yang tidak suka dengan sikap sok ramah Siwon hyung pada Yoo Ra langsung duduk di ujung sofa berhadapan dengan Yoo Raa.
“iya sunbae, aku datang untuk menemani tuan muda Lee Joon karena mungkin dia akan pulang dengan keadaan mabuk” ucap Yoo Ra yang telah duduk disebelah Siwon hyung.
Aku mengambil sebotol soju yang langsung kuminum dengan tetap memandang Yoo Ra.
Lee Joon POV end

Author POV
“Yoo Ra-shi terima kasih karena waktu itu acara ulang tahun perusahaanku berjalan sukses” ucap Siwon pada Yoo Ra.
“sama-sama sunbae, tapi itu juga berkat semua pegawai Kingdom hotel yang sudah bekerja keras mempersiapkannya, aku hanya merencanakan konsepnya saja” jawab Yoo Ra merendah.
“kau ini selalu saja merendah, em...apa Lee ahjushi sudah memberimu katalognya?” tanya Siwon dengan posisi berbisik karena kepala Siwon sangat dekat dengan telinga Yoo Ra, membuat Lee Joon yang orang-orang disekitar mereka tidak mendengar ucapan Siwon dan berasumsi bahwa Siwon sedang menggoda Yoo Ra.
“katalog? Kenapa sunbae bisa tahu?” jawab Yoo Ra terkejut namun dengan nada rendah agar yang lain tidak mendengar.
“ha ha ha... apa yang tidak kuketahui dari keluarga Lee, lalu apa kau sudah melihat dan memilihnya?”
“tuan Lee baru memberikannya tadi jadi aku belum sempat melihatnya” ucap Yoo Ra
“sebenarnya kau juga tidak perlu melihatnya, karena besok Jiwon pasti sudah menyiapkan gaun mana yang pantas untukmu” ucap Siwon menanggapi
“Jiwon? maksud sunbae Choi Jiwon-shi, apa butik itu___”
“iya butik itu adalah milik adikku Jiwon, Lee ahjushi menghubungi Jiwon  seminggu yang lalu, lalu kau sudah tahu siapa calon suamimu?”
“aku belum tahu”
Siwon mengernyitkan kedua alisnya, “kau belum tahu, tapi bersedia menikah?”
Yoo Ra hanya menganggukkan kepalanya, membuat Siwon menggelengkan kepalanya pelan “kau tidak mau menebak siapa calon suamimu itu?” ucap Siwon akhirnya
“entahlah, tapi pria itu bukan Siwon sunbae kan?” tanya Yoo Ra menghadap wajah Siwon yang dari tadi memandangnya, sedang Siwon langsung tersenyum mendengar pertanyaan Yoo Ra.
“apa kau berharap akulah orangnya?” tanya Siwon menggoda
“a..anio, tidak mungkin, subae kan sudah bertunangan dengan putri dari pemilik Daehan group” jawab Yoo Ra menjauhkan kepalanya dari kepala Siwon.
Author POV end

Lee Joon  
Sebenarnya apa yang sedang dibicarakan oleh Siwon hyung dan Yoo Ra? Aku tahu hubungan mereka cukup dekat karena Siwon hyung adalah senior Yoo Ra saat di universitas, tapi kenapa dari tadi mereka berbicara dengan berbisik dengan posisi saling berdekatan seperti itu, apa memang Siwon hyung sedang menggoda Yoo Ra? Bukankah dia sudah betunangan.
Aku sungguh kesal dengan pemandangan dihadapanku itu, dan dengan sengaja aku menarik salah satu gadis club yang sedang bergelayutan pada salah satu temanku untuk duduk di pangkuanku. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Yoo Ra.
Lee Joon POV end

Yoo Ra POV
Lee Joon menarik salah satu gadis club dan mendudukkannya dipangkuannya, aku sungguh benci harus melihat  itu. Gadis itu meraba-raba dada bidang Lee Joon yang memakai kemeja hitam dan menciumi leher Lee Joon. Dadaku rasanya sesak melihatnya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menutup kedua mataku dan menarik tubuhku untuk berdiri dan berjalan keluar dari ruangan itu tidak lupa aku meraih tasku, aku tahu orang itu adalah Siwon sunbae. Dan benar saja setelah keluar dari ruangan, Siwon sunbae melepaskan tangannya dari mataku.
“kau tidak pantas melihat pemandangan seperti tadi, kajja sebaiknya aku antar kau pulang” ucap Siwon sunbae.
“gwenchana sunbae, kalau aku pulang sekarang bagaimana dengan tuan muda Lee Joon, kami kesini menggunakan mobilku”
“Yoo Ra-shi, apa kau masih menyukai si bodoh itu?” tanya Siwon sunbae menyelidik
Yoo Raa POV end

Lee Joon POV
Kulihat Siwon hyung yang menutup mata Yoo Ra dan menariknya keluar, aku yang sebenarnya risih dengan kelakuan gadis club murahan ini langsung menyingkirkannya dari pangkuanku dan beranjak keluar tak menghiraukan panggilan teman-temanku.
“Yoo Ra-shi, apa kau masih menyukai si bodoh itu?” ucap Siwon hyung pada Yoo Ra
siapa yang dia maksud dengan ‘si bodoh’ apa itu aku, atau ayahku? Atau siapa?
Aku diam berdiri ikut menanti jawaban Yoo Ra.
“sunbae....aku.....” ucap Yoo Ra ragu-ragu
“sudahlah, ayo kita pulang saja” ucap Siwon hyung dan menarik tangan Yoo Ra untuk pergi, tanpa berpikir lagi aku menghentikannya.
“yak, Siwon hyung, kau mau bawa Han Yoo Ra kemana?” tanyaku menghentikan langkah Siwon hyung dan Yoo Ra.
“aku mengajaknya pulang karena mungkin kau akan sibuk dengan gadis itu, Yoo Ra-shi berikan kunci mobilmu pada Lee Joon, biar dia pulang sendiri” ucap Siwon hyung membuatku sedikit geram tapi aku menahan amarahku mengingat hubungan dekatku dengannya selama ini.
“tidak usah, aku akan pulang sekarang dengan Han Yoo Ra, jadi hyung pulang saja sendiri” akupun menarik tangan Yoo Ra dan pergi meninggalkan Siwon hyung.
Lee Joon POV end

Author POV
Yoo Ra menghentikan mobilnya yang telah sampai di depan pintu masuk rumah Lee Joon. Lee Joon melepaskan sabuk pengamannya dan akan membuka pintu mobil namun diurungkannya.
“kau tidak menginap?” tanya Lee Joon pada Yoo Ra
“tidak, ada sesuatu yang harus saya kerjakan” jawab Yoo Ra
“maksudmu menelepon Siwon hyung dan bilang bahwa kau sudah sampai rumah?” ucap Lee Joon sinis.
Yoo Ra menghela nafasnya kemudian berucap “tuan muda, saya lelah dan tidak ingin berdebat dengan tuan muda sekarang”
“salah siapa kau ikut denganku ke club?” ucap Lee Joon masih dengan nada sinisnya.
Yoo Ra terdiam dan memandang wajah Lee Joon, lalu menemukan bekas lipstik dileher Lee Joon. Yoo Ra langsung mengambil tissu dan menghapus noda lipstik itu dari leher Lee Joon, membuat wajah keduanya berjarak cukup dekat.
“tuan muda harus membersihkan noda ini dulu sebelum masuk, jika tuan Lee melihatnya maka tuan muda bisa di___ mmpph” ucapan Yoo Ra terpotong karena sekarang bibirnya telah dikecup oleh Lee Joon, tepatnya itu adalah sebuah ciuman.
Lee Joon mencium bibir Yoo Ra lembut namun lama kelamaan berusaha memasukkan lidahnya agar dapat mencium Yoo Ra lebih dalam, tangan Lee Joon juga perlahan mengusap-usap punggung dan pinggang Yoo Ra. Yoo Ra yang terkejut dengan tindakan Lee Joon hanya diam tak membalas ciuman Lee Joon padahal jantungnya saat ini berdebar tidak karuan dan ingin perlakukan lebih dari Lee Joon karena ini adalah ciuman pertamanya, tapi akal sehatnya masih waras dan mendorong tubuh Lee Joon dengan kedua tangannya. Lee Joon yang merasakan penolakan dari Yoo Ra akhirnya melepas ciumannya.
“kau benar-benar tidak ahli berciuman, pantas saja kau belum berkencan sampai sekarang” ucap Lee Joon mengejek.
Ucapan Lee Joon benar-benar membuat dada Yoo Ra yang tadi dag dig dug tidak karuan dalam sekejap menjadi sesak karena tersinggung dengan ucapan Lee Joon. Yoo Ra menahan air matanya yang sudah muncul di kantong matanya dan menghembuskan nafasnya pelan.
“tuan muda, cepatlah masuk kedalam rumah, saya ingin segera pulang” sekuat tenaga Yoo Ra  menyetabilkan nada suaranya agar airmatanya tidak mengalir.
Lee Joon akhirnya membuka pintu mobil untuk keluar, dia sempat menoleh sejenak ke arah Yoo Ra dan melihat kedua mata Yoo Ra yang hampir menangis, hati Lee Joon sedikit merasa bersalah namun gengsinya membuat dia tidak mengatakan sepatah katapun, keluar begitu saja dari mobil Yoo Ra dan ia menutup kembali pintu mobil.
Mendengar pintu mobil yang telah ditutup, Yoo Ra langsung melajukan mobilnya tanpa menengok kearah Lee Joon yang masih berdiri memandangi kepergian Yoo Ra.
Author POV end

07.00 KST @ Lee house
Lee Joon POV
Yoo Ra datang bersama sekretaris Ma dan ikut sarapan bersamaku dan ayah, mataku tidak berhenti memandangi Yoo Ra, entah kenapa aku masih merasa bersalah dengan tindakan dan ucapanku semalam padanya. Namun kulihat sikap Yoo Ra biasa saja padaku.
“Yoo Ra-ah, selama aku dan sekretaris Ma di Macau kau bisa kan menginap disini, aku khawatir anak bodoh ini kluyuran tengah malam dan berbuat sesuatu yang buruk” ucap ayahku pada Yoo Ra yang membuatku menoleh ke arah ayahku dengan muka kesal.
“baiklah, ahjushi” jawab Yoo Ra singkat, namun sebutan ‘ahjushi’ yang diucapkan Yoo Ra membuatku sedikit terkejut, karena berbarapa tahun ini Yoo Ra tidak pernah lagi memanggil ayahku dengan sebutan ahjushi.
“dan jangan lupa nanti siang kau pergi ke tempat yang kemarin aku ceritakan, apa kau sudah mempunyai pilihan?” ucap ayahku yang tidak aku pahami maksudnya.
“sebenarnya saya baru melihat katalog yang diberikan ahjushi tadi pagi jadi saya belum punya pilihan” Yoo Ra menanggapi ucapan ayahku.
“hemm, tidak apa-apa, nanti juga Jiwon-shi akan membantumu memilihkan yang terbaik, kalau kau butuh teman kau minta saja Siwon untuk menemanimu” kalimat ayahku kali ini membuatku melebarkan kedua mataku karena penyebutan nama ‘Siwon’, sebenarnya Yoo Ra disuruh pergi kemana, kenapa Siwon yang disuruh menemani.
saya rasa biar saya sendiri saja karena takutnya Siwon sunbae sibuk” jawaban Yoo Ra membuatku lega.
“anio, harus ada pria yang menemanimu agar ada pendapat dari sudut pandang pria terhadap gaun yang nanti kau pilih” ayahku kembali berkata-kata yang membuatku sungguh tidak mengerti.
“baiklah, nanti saya akan menghubungi Siwon sunbae” jawaban Yoo Ra kali ini benar-benar membuatku tambah geram, sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan, tapi jika aku bertanya nanti mereka kira aku memperhatikan Yoo Ra, jadi kupilih diam saja tak menanggapi meski aku penasaran setengah mati.
Lee Joon POV end

20.00 KST Lee House
Author POV
Lee Joon dan Yoo Ra telah menyelesaikan makan malam mereka. Yoo Ra membantu 2 orang  pelayan merapikan alat-alat makan dan membawanya ke dapur untuk dicuci, sedang Lee Joon duduk diam dan terus memandangi Yoo Ra. Setelah menyelesaikan urusan di dapur, Yoo Ra langsung pergi ke kamarnya di lantai 2 tepatnya disebelah kamar Lee Joon. Lee Joon yang mengikuti Yoo Ra menuju kamarnya langsung menghentikan Yoo Ra yang akan masuk kedalam kamarnya.
“Han Yoo Ra, aku ingin bicara denganmu” ucap Lee Joon yang tanpa permisi langsung menarik tangan Yoo Ra dan membawanya ke kamar Lee Joon.
Lee Joon menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
“kenapa mengunci pintunya?” tanya Yoo Ra heran
agar kau tidak melarikan diri sebelum kita selesai bicara” jawab Lee Joon datar
“memangnya tuan muda mau bicara apa?”
“tadi siang... kau disuruh ayahku pergi kemana?” tanya Lee Joon yang penasaran
“aku pergi ke butiknya Choi Jiwon-shi”
“maksudmu Jiwon adiknya Siwon hyung?”
“ne”
“bukankah itu butik gaun pengantin, untuk apa kau kesana?”
“tentu saja membeli gaun pengantin”
“ga...gaun pengantin? Siapa yang akan menikah?”
“saya”
Lee Joon terkejut setengah mati mendengar jawaban Yoo Ra.
“kau...kau.... memangnya kau mau menikah dengan siapa? Apa dengan ayahku?”
Yoo Ra diam dan nampak kesal dengan pertanyaan Lee Joon.
tuan muda! apakah benar yang dikatakan sekretaris Ma bahwa selama ini tuan muda mengira saya ingin menjadi istri tuan Lee? Jika benar maka pikiran tuan muda benar-benar picik” Yoo Ra kesal dan berniat keluar dari kamar Lee Joon, namun Lee Joon langsung menahan Yoo Ra.
“jadi kau tidak akan menikah dengan ayahku? Lalu kau akan menikah dengan siapa?”
“saya tidak tahu?” Lee Joon membulatkan matanya dengan jawaban Yoo Ra yang kembali mengejutkannya.
“tidak tahu? Lalu kenapa kau mau menikah?”
“ini adalah permintaan tuan Lee, sebagai seorang gadis yang sudah dianggap anak oleh tuan Lee saya tidak mungkin menolak permintaan beliau yang sudah memilihkan pria untuk saya, tuan Lee sudah seperti ayah bagi saya, jadi saya tidak akan mengecewakannya” ucap Yoo Ra menerangkan
“ya Han Yoo Ra kau itu bodoh atau polos?”
“bukakah anda yang lebih bodoh tuan muda?”
“apa?”
“kalau tuan muda tidak bodoh maka tuan muda tidak mungkin berpikiran picik tentangku dan tuan Lee” ucap Yoo Ra sambil membuang muka karena kesal.
“Han Yoo Ra kau__”
Lee Joon menarik tubuh Yoo Ra, memegang pingangnnya dan mendekatkan wajahnya pada Yoo Ra. Hal itu membuat Yoo Ra menahan nafasnya karena jantungnya berdebar-debar.
tu—tuan muda... apa yang kau lakukan” ucap Yoo Ra terbata
“yang kulakukan? Aku akan membuatmu tidak bisa menikah dengan pria pilihan ayahku yang tidak jelas siapa itu”
Chu.....
Lee Joon mencium bibir Yoo Ra lembut, namun Yoo Ra masih menutup mulutnya tak membalas ciuman Lee Joon.
“hen....ti...kan tuan muda” ucap Yoo Ra setelah Lee Joon melepaskan bibirnya.
Lee Joon tidak mengindahkan ucapan Yoo Ra dan malah menarik tubuh gadis itu dengan kasar ke ranjang dan tubuh Yoo Ra pun jatuh terlentang diatas ranjang, Lee Joon mendindihnya, mengunci kaki Yoo Ra dengan kedua kakinya sedang kedua tangannya menahan pergerakan tangan Yoo Ra.
SKIP................
Author POV end

07.00 KST
Lee Joon POV
Tok....tok.....tok.....
“tuan muda... tuan muda.... bangun tuan muda!!” ucap pelayan Pyo, dia adalah kepala pelayan dirumah ini. Mendengar suaranya aku perlahan membuka mataku dan menggeliatkan tubuhku, namun ada sesuatu yang berat di lengan kananku, aku menoleh dan ouh... aku ingat jika Yoo Ra tidur denganku tadi malam karena sesuatu yang sudah kulakukan. Dan dia masih tertidur pulas dimana kepalanya bersandar pada lengan kananku dengan wajahnya yang seperti malaikat sungguh cantik.
Tok...tok...tok....
“tuan muda... tuan muda.... sudah siang” kudengar palayan Pyo kembali bersuara.
“iyaaa!! Aku sudah bangun!!” teriakku agar didengar olehnya dan segera pergi dari depan kamarku. Tidak ada panggilan kembali dari pelayan Pyo dan menandakan dia sudah pergi. Tapi teriakanku tadi ternyata membuat Yoo Ra terbangun. Kulihat dia membuka kedua matanya pelan, mengusap-usapnya dengan tangan kanannya lalu menggeliatkan pelan tubuhnya.
“arghhh” rintihnya seperti merasakan sakit.
Lee Joon POV end

Yoo Raa POV
“kenapa?” ucap sesorang, aku menoleh kekiri dan kulihat Lee Joon yang sedang memandangku dengan posisi duduk dan menyandarkan punggungnya di dasbor ranjang. Aku ingat sekarang tentang apa yang terjadi semalam.
“Yoo Ra kau kenapa” ucap Lee Joon sambil memegang lengan kiriku dengan wajah yang seperti menghawatirkanku.
“tidak apa-apa" jawabku mengalihkan pandanganku darinya sambil memengang erat selimut untuk menutupi tubuhku.
“atas perlakukanku semalam, maafkan aku Han Yoo Ra” Lee Joon memeluk tubuhku lembut dan mengecup keningku.
“tidak apa-apa tuan muda, saya mau mandi sekarang, kita pasti akan terlambat datang ke hotel jika tidak bergegas” ucapku sambil melepaskan pelukan Lee Joon.
“tuan muda? Dengan apa yang sudah kulakukan semalam kau masih memanggilku tuan muda?” dia sedikit membentakku.
“lalu saya harus memanggil apa?” jawabku polos.
Dia menghela nafasnya, “panggil aku chagi, honey, baby, atau panggilan sayang lainnya”
“kenapa begitu?” pertanyaanku membuatnya terlihat kesal.
“ya Han Yoo Ra, apa kau tidak mendengar apa yang kutakan semalam? Aku bilang aku menyukaimu, aku tidak ingin kau menikah dengan pria tidak jelas itu dan aku ingin kau hanya menikah denganku, karena itulah aku melakukan ‘nya’ padamu semalam” jelasnya yang membuatku tersenyum miris.
“tuan muda, meski tuan muda semalam sudah mengambil ‘sesuatu’ dariku tapi aku akan tetap menikah dengan pria yang sudah ditentukan oleh tuan Lee karena saya tidak mau mengecewakannya” jawabanku benar-benar membuatnya kesal, aku tahu itu tapi inilah kenyataan yang harus dia hadapi.
Lee Joon mencengkeram kedua lenganku, “Han Yoo Ra kau__” ucapannya terpotong karena aku melepaskan cengkramannya dengan keras. Aku beranjak dari ranjang menahan rasa sakitku dan segera memunguti pakaianku yang berceceran dilantai kamar. Aku keluar dari kamarnya dan melesat cepat untuk masuk kedalam kamarku takut ada pelayan yang melihatku keluar dari kamar Lee Joon.
Yoo Ra POV end

Author POV
20.00 KST
Lee Joon dan Yoo Ra sedang makan malam dirumah dengan tanpa suara. Lee Joon ingin mengatakan sesuatu pada Yoo Ra namun gadis itu selalu berusaha menghindari pembicaraan dengan tuan mudanya.
Tuan Lee dan sekretaris Ma datang, Lee Joon dan Yoo Ra terkejut dengan kedatangan tuan Lee yang tiba-tiba, langsung beranjak dari meja makan dan memberi hormat pada tuan Lee.
“ayah kenapa sudah pulang bukankah kata ayah di Macau sampai 3 hari” tanya Lee Joon pada tuan Lee.
“apa kau tidak suka aku pulang lebih cepat?” ucap tuan Lee.
“bu-bukan begitu, aku hanya sedikit terkejut ayah pulang tiba-tiba”
“apa ada sesuatu yang sudah kau lakukan sehingga kau terkejut?” tanya tuan Lee dengan ekspresi menyelidik.
Lee Joon menelen salivanya, “melakukan apa, aku tidak___”
“apa ahjushi dan sekretaris Ma sudah makan?” ucap Yoo Ra memotong perkataan Lee Joon, sehingga Lee Joon dapat menghembuskan nafasnya lega.
“kami sudah makan tadi di pesawat, Yoo Ra-ah ikut aku ke kamar, dan kau sekretaris Ma boleh pulang sekarang” ucap tuan Lee dan melangkah menuju kamarnya.
“baiklah saya pulang dulu” ucap sekretaris Ma memberi hormat dan kemudian pergi.
Yoo Ra melangkah mengikuti kepergian tuan Lee namun reflek Lee Joon menahan tangan Yoo Ra. Yoo Ra menghentikan langkahnya dan memandang wajah Lee Joon sejenak kemudian melepaskan tangannya dan kembali berjalan menuju kamar tuan Lee.

@ kamar tuan Lee
“dudulah Yoo Ra-ah” titah tuan Lee menunjuk ke arah sofa dekat pintu kamar.
“ada apa ahjushi?” tanya Yoo Ra setelah duduk.
Tuan Lee ikut duduk di hadapan Yoo Ra, “Yoo Ra-ah, pernikahanmu akan dilakukan minggu depan, aku dan sekretaris Ma sudah menyiapkan segalanya, kau tinggal mempersiapkan dirimu saja” jelas tuan Lee yang membuat Yoo Ra terkejut dan mendongakkan kepalanya memandang wajah tuan Lee.
“ke---napa secepat itu, saya pikir itu masih beberapa bulan lagi” jawab Yoo Ra pelan.
“memang tadinya aku rencanakan akan dilakukan 3 bulan lagi, tapi tadi pagi aku mendapatkan informasi yang mengejutkan dari seseorang, jadi aku langsung putuskan untuk mepercepat pernikahanmu, lagi pula calon suamimu itu sepertinya ingin cepat-cepat menikahimu”
“a—apa, me---mangnya sebenarnya siapa calon suami saya ahjushi?”
“kau akan mengetahuinya saat hari pernikahanmu, yang jelas aku yakin kau tidak akan menolak ataupun melarikan diri dari pria itu”
“ta—tapi ahjushi saya, em ada sesuatu yang-----“
“sudahlah, jangan khawatirkan apapun, tinggallah disini sampai hari pernikahanmu minggu depan, sekarang pergilah tidur dikamarmu” ucap tuan Lee memotong ‘sesuatu’ yang akan dikatakan Yoo Ra.
“baiklah ahjushi, saya ke kamar dulu, selamat malam” ucap Yoo Ra akhirnya yang dibalas anggukan oleh tuan Lee. Gadis itupun keluar dari kamar tuan Lee dan terkejut ketika menutup pintu kamar tuan Lee, ternyata Lee Joon sudah ada di hadapan Yoo Ra.
“pernikahanmu minggu depan?” tanya Lee Joon dengan nada menahan kekesalannya.
Yoo Ra hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Lee Joon, kemudian melangkah pergi menuju kamarnya. Lee Joon tidak menahan kepergian Yoo Ra karena dirasa percuma, dia memilih untuk masuk ke kamar ayahnya dengan mengetuk pintunya lebih dulu.
“ayah” sapa Lee Joon pada ayahnya yang sedang duduk membaca sebuah buku.
“Lee Joon-ah, ada apa kau kesini?” tanya tuan Lee sambil menaruh bukunya ke meja disamping sofa.
“ayah, aku ingin bicara tentang pernikahan Yoo Ra” ucap Lee Joon yang masih berdiri.
“owh, duduklah” tuan Lee menyuruh Lee Joon duduk disampingnya.
“ayah, tolong batalkan pernikahan Yoo Ra, aku----em---aku menyukainya ayah, maksudku aku mencintai Yoo Ra, aku tidak mau dia menikah dengan pria lain dan kemarin aku juga sudah me------“
Lee Joon-ah, aku tidak bisa membatalkan pernikahan Yoo Ra” ucap tuan Lee memotong perkataan Lee Joon.
“kenapa?”
“karena pria yang akan menikah dengan Yoo Ra telah melakukan sesuatu yang membuatku terpaksa mempercepat pernikahan mereka”
“melakukan sesuatu? Apa maksud ayah” tanya Lee Joon dengan nada cemas.
Tuan Lee menghela nafasnya sejenak, “kau akan mengetahui semuanya ketika hari pernikahan Yoo Ra tiba, oh iya sekretaris Ma sudah menyiapkan tuxedo untu kau kenakan di pernikahan Yoo Ra, kuharap kau tidak merusaknya, dan jangan kacaukan acara pernikahan Yoo Ra, ku mohon”
“ayah, aku----“
“Lee Joon-ah anakku, aku mengerti perasaanmu tapi kau akan lebih menyesal kalau aku membatalkan pernikahan Yoo Ra, tolong dengarkan ayah, anggaplah ini permintaan terakhir ayah sebelum mati” tuan Lee memegang lembut kedua tangan Lee Joon.
“ayah, kenapa ayah bicara seperti itu, aku tidak bermaksud menyakiti ayah”
“kalau memang demikian makan turutilah perkataan ayah, ku mohon Lee Joon-ah”
“ayah”
“mengertilah, ku mohon” ucap tuan Lee memeluk anak laki-laki satu-satunya itu.
Lee Joon menangis dalam pelukan ayahnya, sedangkan tuan Lee justru tersenyum senang, entah apa maksud senyumannya itu.

Satu minggu kemudian......
Banyak orang telah berdatangan ke sebuah gereja untuk menyaksikan pernikahan Yoo Ra. Lee Joon akhirnya datang bersama sekretaris Ma dengan memakai tuxedo yang diberikan ayahnya, Lee Joon sebenarnya sedikit heran dengan tuxedo berwarna putih yang ia kenakan karena terlihat seperti tuxedo mempelai pria, namun dia tak menghiraukan keheranannya dan berjalan memasuki gereja bersama sekretaris Ma. Sampai didalam gereja, Lee Joon terkejut melihat Siwon dan keluarganya duduk dibangku paling depan di depan altar. Lee Joon pun berjalan cepat untuk menghampiri Siwon. Siwon langsung berdiri dari bangku yang ia duduki ketika melihat Lee Joon berdiri dihadapannya.
“hyung, kenapa kau disini, apa mungkin kalau kau adalah___” ucap Lee Joon yang langsung dipotong oleh Siwon, “kenapa, apa aku tidak boleh menjadi pendamping mempelai pria?” ucapan Siwon membuat Lee Joon terkejut karena dugaannya bahwa Siwon adalah mempelai pria adalah salah.
“hyung--- pendamping mempelai pria? Lalu--- lalu siapa mempelai prianya?” tanya Lee Joon yang penasaran setengah mati. Mendengar pertanyaan Lee Joon sontak Siwon memukul pelan lengan kekar Lee Joon.
“dasar bodoh, kau pikir disini siapa yang memakai tuxedo seperti mempalai pria?” ucap Siwon kesal karena Lee Joon belum menyadari situasi. Lee Joon pun mencerna perkataan Siwon dan mengedarkan penglihatannya ke seisi gereja dan melihat tidak ada satupun pria yang memakai tuxedo mempelai pria, kemudian dia memandangi tuxedonya sendiri dan sontak membulatkan kedua matanya.
“hyung....hyung.... jadi memepelai prianya adalah___”
“Tuan muda berdirilah disana, karena mempelai wanita akan segera datang” ucap sekertaris Ma memotong perkataan Lee Joon dan menunjuk altar untuk tempat berdiri Lee Joon, disana juga sudah terlihat seorang pastur yang berdiri ditengah altar. Lee Joon yang masih terkejut berdiri di depan altar menuruti perkataan sekretaris Ma yang tersenyum dan menganggukan kepalanya pada Lee Joon menandakan pembenaran atas tebakan Lee Joon bahwa Lee Joon lah sang mempelai pria.
Diluar gereja, Yoo Ra yang telah berdandan cantik dengan mahkota bunga dikepalanya mengenakan gaun pengantin yang dipilihnya bersama Siwon dan Jiwon satu minggu lalu, serta memegang buket bunga mawar putih, turun dari sebuah limusin putih bersama dengan tuan Lee. Tuan Lee menggenggam tangan kanan Yoo Ra, kemudian melingkarkannya ke tangannya.
“Yoo Ra-ah, jangan khawatirkan apapun, karena aku ada bersamamu” ucap tuan Lee menenangkan Yoo Ra.
“ne ahjushi” ucap Yoo Ra dengan tersenyum, tuan Lee pun ikut tersenyum kemudian menggandeng Yoo Ra memasuki gereja.
Pintu gereja terbuka, Lee Joon dan semua tamu undangan menoleh ke arah pintu.
Yoo Ra memandang lurus kedepan melangkahkan kakinya bersama tuan Lee melewati pintu, namun sedetik kemudian gadis itu menhentikan langkahnya, jantungnya berpacu sangat cepat, pandangannya memandang lurus ke arah altar, dan tubuhnya menegang. Yoo Ra melihat Lee Joon yang berdiri di altar, karena tidak bisa mencerna apa yang dilihatnya sekarang, Yoo Ra memutuskan menoleh ke arah tuan Lee dengan pandangan bertanya.
“ya benar, Lee Joon lah yang akan menikah denganmu, sekarang kau percaya kata-kataku kan bahwa kau tidak akan menolak atau melarikan diri dari pernikahan ini, Yoo Ra-ah putriku” ucap tuan Lee dengan senyumnya yang teduh.
“ahjushi...” air mata Yoo Ra mengalir dari kedua sudut matanya.
“mulai hari ini aku bukan lagi ahjushimu tapi aku adalah ayahmu, ayah mertuamu, hapus air matamu ini dan tersenyumlah Tuan Lee menghapus air mata Yoo Ra dengan tangan kanannya. Yoo Ra pun tersenyum dan menguatkan kaitan tangannya pada lengan tuan Lee. Yoo Ra dan tuan Lee berjalan pelan menuju altar. Lee Joon memandangi pengantin wanitanya dengan senyuman kemudian menerima tangan Yoo Ra yang diberikan tuan Lee. 

“saranghae Han Yoo Ra” ucap Lee Joon tersenyum, “nado--- sarange Lee Joon-shi” jawab Yoo Ra dengan senyumannya juga.
 
---End----

Epilog
21.30 KST @ Kingdom Hotel
Lee Joon dan Yoo Ra sedang duduk berdampingan ditepi ranjang di salah satu kamar VVIP Kingdom Hotel. Lee Joon menyentuh tangan Yoo Ra dan menggenggamnya.
“aku memang bodoh, bisa-bisanya aku tidak curiga sedikitpun pada ayah, andai saja tadi pria yang dialtar bukan aku maka aku pasti tidak kuat harus melihatmu mengucap janji suci dengan pria lain” ucap Lee Joon yang kini tangan kanannya sedang membelai mesra pipi Yoo Raa.
“aku juga tidak curiga sedikitpun pada ayahmu, berarti aku juga bodoh?” ucap Yoo Raa tersenyum.
“tidak, kau tidak bodoh kau itu pintar, aku yang bodoh honey karena mengabaikanmu belasan tahun, mianhae” Lee Joon mengecup bibir istriya pelan dan singkat.
“jangan meminta maaf lagi, semua sudah berlalu yoebooooo” ucap Yoo Ra dengan mencubit pelan pipi kanan Lee Joon. Lee Joon tersenyum menyeringai, Yoo Ra mengerti arti seringaian Lee Joon yang kini telah menjadi suaminya itu.


"kau harus melakukannya pelan-pelan" ucap Yoo Ra menahan tubuh suaminya yang akan menciumnya.
"kenapa?" tanya Lee Joon heran
"agar 'dia' tidak terluka" ucap Yoo Ra menunjuk perutnya
melihat Yoo Ra menunjuk perutnya Lee Joon langsung mengusap pelan perut istrinya yang masih rata itu,
"maksudmu kau___"
Yoo Ra menganggukkan kepalanya, "kemarin aku menggunakan alat tes kehamilan dan hasilnya positif"
"benarkah? Yoo Ra honey i love you... very very love you" Lee Joon mengecup pelan kening gadis yang kini telah sah menjadi istrinya dan calon ibu dari anaknya.
 
---------------------------------------------------------

waduh FF ini hampir aja bisa dibilang NC ya... he he  mian ... and thanks for reading ^_^